Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelopor Usaha Kakao Swasta di NTT

Kompas.com - 25/05/2011, 02:50 WIB

Bagi Hengky, kakao adalah pintu masuk mengatasi ketertinggalan NTT. Namun, pengembangannya menuntut perubahan kebijakan terkait petugas pendamping. Mereka harus diberi honor pantas, seimbang dengan tugasnya memperbaiki perekonomian yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Para pendamping itu, sarjana pertanian maupun diploma, hanya mendapat honor maksimal Rp 1 juta per bulan. Standar honor itu tak mendorong mereka betah di desa. ”Mengubah hidup orang desa agar lebih baik ekonominya hanya mungkin kalau mereka didampingi orang-orang yang pintar,” kata Hengky.

Hal itu dimungkinkan apabila standar honor bagi sarjana pertanian sudah memadai, tak seperti umumnya yang terjadi kini. ”Seharusnya sarjana pertanian diberi honor yang memadai, setidaknya tak jauh berbeda dari dokter yang bertugas di desa. Bagaimanapun kesehatan masyarakat desa sulit terjaga apabila warganya tetap miskin,” katanya.

Indonesia adalah negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, dengan produksi sekitar 400.000 ton per tahun, setelah Pantai Gading dan Ghana. Namun faktanya, industri pengolahan kakao di Indonesia tetap dilanda kekurangan bahan baku berupa biji kakao terfermentasi, hingga mesti mengimpor sekitar 30.000 ton per tahun.

Padahal, proses fermentasi bukan pekerjaan sulit. Sumber penyebabnya, petani dibiarkan bergelut sendiri tanpa pendamping yang memadai.

HENGKY LIANTO • Lahir: Kupang, NTT, 9 Agustus 1954 • Pendidikan: SMA Katolik Govani Kupang, 1974 • Istri: Meyke Tandayu • Anak: Helda, Bobby, Heydi, Helena, Herawati • Riwayat Pekerjaan: - Kontraktor mitra Dinas Perkebunan NTT - Membangun perkebunan kakao - Pengusaha farmasi dan apotek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com