Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswadi, Mantan Pengamen yang Sukses Membuka Bimbel (1)

Kompas.com - 10/08/2011, 08:52 WIB

Hidup di jalanan membuat Siswadi berkenalan dengan banyak orang. Ia bahkan pernah ikut demonstrasi di tahun 1998 demi mendapatkan sebungkus nasi. Karena sering demonstrasi, Siswadi terdampar di markas kelompok mahasiswa proreformasi bernama Forum Kota (Forkot).

Siswadi pun akhirnya menetap di markas Forkot itu sembari ikut sekolah kejar Paket A, setara dengan SD. Setelah lulus, Siswadi meninggalkan Forkot dan melanjutkan sekolah ke SMP.

Karena tidak punya tumpuan, Siswadi kembali mengamen untuk mencari sesuap nasi dan juga biaya sekolah. Bahkan terkadang, ia meminta uang secara paksa kepada murid lain. "Untungnya kepala sekolah berbaik hati dan membebaskan saya dari SPP," kata dia.

Ketika ia duduk di bangku SMU, Siswadi juga bekerja keras di sebuah persewaan game untuk membiayai sekolah. Selain itu, ia aktif di kegiatan nasyid SMU, bahkan sempat menjadi juara antar-SMU. "Sejak itu, saya mulai tenang dan tidak nakal," ungkap Siswadi.

Lulus SMU, Siswadi sempat kuliah di Universitas Bhayangkara. Tapi, kemudian, ia memutuskan bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah lembaga bimbel. Di tempat bimbel itulah Siswadi belajar seluk-beluk usaha bimbel. Berbekal pengalaman itu, ia mengajak teman-temannya membuka bimbel sendiri pada 2008.

Dengan memanfaatkan rumah salah seorang temannya, Siswadi mengeluarkan kocek Rp 300.000 untuk perlengkapan bimbel. "Saya dapat murid 95 siswa saat itu," kata Siswadi.

Dua siswa dari seluruh siswa didikannya itu lolos seleksi program pertukaran pelajar Indonesia-Jerman. Setelah itulah, bimbel Solusi diincar banyak siswa. Apalagi dari sisi bayaran, bimbel Solusi menawarkan paket hemat yang terjangkau bagi kalangan bawah.

Dalam waktu tiga tahun, bimbel Solusi berkembang menjadi 45 cabang dengan jumlah karyawan 500 orang. Setelah bimbel berjalan, Siswadi menyempatkan diri meneruskan kuliah di universitas yang berbeda.  (bersambung(Bambang Rakhmanto/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com