Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aneh Bentuk Bijinya, Kopi Lanang Mantap Harganya

Kompas.com - 28/09/2011, 13:42 WIB

Wirawan menambahkan, harga jual kopi lanang yang sedemikian tinggi bukan menjadi halangan bagi para konsumen. John mengaku sampai kewalahan memenuhinya. “Permintaannya sampai satu ton per bulan. Tetapi, kami belum sanggup memenuhi,” ujarnya.

Permintaan ini baru datang dari wisatawan, belum dari kedai-kedai kopi premium yang kini menjamur di beberapa kota besar, seperti Jakarta.

Produksi minim

Selama empat bulan terakhir, Wirawan mengaku hanya mendapatkan pasokan sebanyak 250 kg sebulan. Pasokan sesedikit ini sudah mencakup hasil panen di perkebunan kopinya di daerah Kintamani, Bali, dan kiriman dari beberapa petani di Sumatra Utara. John juga menuturkan pengalaman serupa. Produksi kopi lanang dari kebun kopinya hanya sebanyak 300 kg sebulan.

Volume produksi kopi lanang yang sangat minim ini memang cukup beralasan. Kopi lanang bukan dihasilkan oleh budidaya biasa. Layaknya perlakuan pada kopi luwak yang harus spesifik, kopi ini sebenarnya tak bisa dibudidayakan secara khusus.

Kopi lanang sebenarnya hasil sortiran kopi biasa saat panen. Kalau Anda berminat membudidayakan pohon kopi yang bisa menghasilkan biji kopi lanang, ada banyak syarat yang harus dipenuhi. Pertama, lokasi penanaman harus berada di ketinggian minimal 1.500 meter di atas permukaan laut (dpl). Daerah dingin, menurut John, akan menghasilkan biji kopi terbaik. Padahal, tidak semua petani kopi memiliki lahan di ketinggian tersebut.

Syarat kedua, petani harus mengurangi serangga penyerbuk. Ini bertujuan agar bunga kopi mengalami stres sehingga menghasilkan biji kopi yang tidak normal. Tapi, kata John, cara budidaya ini belum banyak dilakukan lantaran berisiko merugikan petani yang berharap panen kopi normal.

Ketiga, kopi lanang biasanya banyak dihasilkan dari pohon kopi tua. Sayangnya, pohon kopi yang sudah tua sering ditebang karena dianggap tidak menghasilkan biji kopi terbaik. Padahal, menurut John, pada saat berusia 10 tahun, pohon kopi tersebut berpeluang menghasilkan biji kopi lanang terbaik. Sebab, bunga kopi di pohon kopi tua sering tidak mendapatkan penyerbukan yang sempurna. Akibatnya, lebih mungkin akan berbentuk banyak biji kopi lanang.

Karena itu, John menyarankan, para petani yang di kebunnya terdapat pohon kopi berumur tua mempertahankan pohon tersebut. “Justru itu akan memberi nilai tambah pada petani,” ungkapnya. Meski hasil kopi tidak banyak, nilai jualnya malah mungkin jauh lebih tinggi ketimbang kopi biasa. (Feri Kristianto, Avanty Nurdiana/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com