BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Penyaluran dana bantuan pengadaan benur senilai Rp 1,5 miliar untuk para petambak PT Aruna Wijaya Sakti (eks Dipasena Citra Darmaja), perlu dikawal agar tidak terjadi penyimpangan.
Bantuan benur ini vital untuk kegiatan budidaya udang di masa transisi atau vakumnya operasional PT AWS saat ini.
Hal itu diungkapkan Koordinator Program Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Abdul Halim, di Bandar Lampung, Jumat (7/10/2011).
Abdul Halim bersama salah seorang aktivis lingkungan asal Inggris, Maurizio Farhan Ferrari, mengunjungi lokasi tambak Bumi Dipasena dua hari terakhir ini.
Menurut Abdul, berkaca dari pengalaman yang ada, program minapolitan yang juga akan direplikasi di Bumi Dipasena, Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, sangat rawan penyimpangan.
"Salah satunya seperti terjadi di Serang. Dari rencana bantuan Rp 6 juta per warga, realisasinya hanya Rp 2 juta. Itu rawan penyimpangan, sebab itu melibatkan mata rantai birokrasi mulai dari pusat, provinsi hingga pemda," kata Abdul.
Dalam kunjungannya ke Rawajitu beberapa waktu lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad berjanji akan memberikan bantuan pengadaan benur senilai Rp 1,5 miliar kepada petambak Bumi Dipasena. Pemberian bantuan itu, akan diintegrasikan pula dengan program minapolitan udang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.