Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Farry, Sukses Berbisnis Mebel Jutaan Dollar

Kompas.com - 12/01/2012, 10:54 WIB

KOMPAS.com - Jika bukan karena orang tuanya, Farry Tandean tidak mungkin bekerja sebagai pengusaha mebel dan interior. Selain membuat mebel dengan desain inovatif, ia juga berbisnis ubin dan panel dekoratif berbahan limbah batok kelapa.

Di saat bisnis mebel ekspor melesu, sebagian orang bakal menganggap industri ini sedang tiarap. Padahal, jangan salah, sebagian kecil eksportir tetap bertahan. Salah satunya adalah Farry Tandean. Pemilik PT Jati Vision Raya (Java) dan Cocomosaic Indonesia ini tetap bertahan dan mengekspor produk mebel dengan desain inovatif ke pelbagai negara.

Sejak memulai bisnis mebel 16 tahun silam, Farry memang berorientasi mengekspor produk ke luar negeri. Ia merupakan salah satu dari sedikit produsen mebel asal Cirebon yang sejak puluhan tahun silam aktif menjaring pembeli (buyer) luar negeri lewat pelbagai pameran. Saat ini banyak pembelinya berasal beberapa negara di Eropa, Asia, dan Amerika Serikat. Ia juga punya perwakilan penjualan di puluhan negara.

Tiap tahun, pendapatan Farry dari ekspor produk mebel bisa mencapai 5 juta–7,5 juta dollar AS. Salah satu keunggulan bisnis Java adalah memberi nilai lebih pada produk mebel dengan kualitas dan inovasi desain. Baru-baru ini, produk Cocomosaic berhasil masuk dalam lima besar Gaia Award 2011 di Dubai. Penghargaan ini diberikan bagi produk inovatif di bidang konstruksi dan bangunan yang ramah lingkungan.

Lahir dari keluarga pedagang kelontong di Cirebon, sejak kecil 45 tahun silam, orang tua Farry biasa menerapkan disiplin dalam penggunaan keuangan. Impian orang tuanya adalah anak-anaknya sekolah di luar negeri. “Saya rela tidak dibelikan mobil demi bisa bersekolah di Amerika,” ungkap anak keenam dari tujuh bersaudara ini.

Alhasil, setelah menyelesaikan SD dan SMP di Cirebon, saat kelas III SMA, Farry dikirim orang tuanya ke Kanada untuk persiapan kuliah di Amerika Serikat. Pada tahun 1990, Farry menamatkan pendidikan di University of Minessota, dengan menyabet dua gelar master di bidang electrical engineering dan computer science. Semuanya diselesaikan dengan predikat magna cum laude.

Setelah kuliah, Farry ikut program management trainee di General Electric sebagai accelerated candidate untuk fast track Information Systems Management Program (ISMP). Meski bergaji 35.000 dollar AS per tahun, ia merasa ada yang kurang. “Mungkin karena orang tua saya pedagang, ada yang kurang jika saya hanya menjadi karyawan,” katanya.

Pada tahun 1993, Farry memutuskan pulang ke Cirebon atas permintaan orang tuanya. Sebagai anak lelaki pertama di keluarga, ia merasa punya tanggung jawab besar merawat orang tuanya yang sudah tua. “Kakak-kakak perempuan saya ikut suami ke luar negeri, sementara saya dan adik lelaki saya di Cirebon,” katanya.

Usaha pertama Farry adalah meneruskan toko kelontong orang tuanya. Tiap bulan, ia hanya mendapat uang jajan sebesar Rp 500.000. Ia juga ikut membantu mengelola pemasaran bisnis adiknya, Wika Tandean. “Adik saya menjual rotan mentah ke perusahaan mebel di Cirebon,” katanya.

Masuk ke bagian pemasaran membuat Farry mengenal banyak buyer rotan dan mebel dari luar negeri. Suatu saat, ia mendapat tawaran dari seorang buyer dari Jepang untuk memasok keperluan mebel ke Jepang. Alhasil, dengan modal Rp 300 juta dari orang tua, pada tahun 1993, ia mendirikan perusahaan patungan yang khusus menggarap pasar mebel untuk diekspor ke Jepang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com