Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Tambahan Perjalanan KRL

Kompas.com - 04/04/2012, 03:23 WIB

Jakarta, Kompas - Dua dari 10 set kereta rel listrik yang dibeli PT KAI Commuter Jabodetabek tahun 2011 masih menjalani sertifikasi. Sementara delapan set kereta yang selesai sertifikasi sudah digunakan. Namun, belum akan ada penambahan perjalanan kereta dalam waktu dekat.

Sekretaris Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Makmur Syaheran, Selasa (3/4), mengatakan, dua set kereta rel listrik (KRL) yang baru bersertifikat dua pekan lalu masih digunakan untuk kereta cadangan. ”Saat ini, kami belum menambah frekuensi perjalanan kereta karena memperkuat keandalan KRL Commuterline yang ada. Kereta yang sudah mendapatkan sertifikat masih berfungsi sebagai kereta cadangan,” kata Makmur.

Dengan kondisi ini, dia menjamin perjalanan KRL Commuterline akan semakin andal. Jika ada gangguan KRL Commuterline, pihaknya segera menggantinya dengan kereta cadangan. Namun, gangguan masih mungkin terjadi pada pendingin ruangan kereta, apalagi jika kondisi kereta sudah teramat padat.

Penambahan perjalanan kereta, menurut Makmur, masih harus mempersiapkan sejumlah hal, antara lain ketersediaan listrik dan penyesuaian dengan jadwal perjalanan kereta yang ada.

Sementara enam set kereta yang sudah bersertifikat mulai digunakan untuk melayani perjalanan. Kereta ini tidak digunakan untuk jalur tertentu, tetapi diputar sesuai kebutuhan perjalanan.

Pada tahun 2012, PT KCJ berencana menambah jumlah kereta. Akhir April ini rencananya akan datang 30 KRL seri 6000 yang dibeli dari Jepang.

Mendesak ditambah

Agus Imansyah, pengguna KRL lintas Bogor yang juga anggota KRLmania, mengungkapkan, ada kebutuhan penambahan rangkaian kereta. KRL saat ini sangat padat, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari.

”Di pagi hari, KRL sangat padat, terutama kereta yang berangkat sebelum pukul 08.00 dari Stasiun Bogor. Begitu padatnya kereta di jam ini sampai masih saja ada penumpang yang duduk di atap kereta ekonomi,” kata Agus.

KRL Commuterline, ujarnya, juga makin padat akhir-akhir ini. Kemungkinan kondisi ini terjadi karena sebagian penumpang KRL ekonomi pindah ke KRL Commuterline. Apalagi, jadwal KRL Commuterline lebih banyak daipada KRL ekonomi.

Adapun jadwal KRL di jalur lingkar masih terasa lama. ”Karena harus menunggu lama, kereta yang datang juga jadi penuh penumpang,” papar Agus.

Kebutuhan untuk segera menambah kapasitas angkut KRL, menurut dia, kian mendesak, terutama jika pemerintah jadi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Apabila kebijakan itu diberlakukan, bukan tidak mungkin pengguna kendaraan pribadi akan beralih ke KRL.

Perlu keberpihakan

Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Ellen Tangkudung mengatakan, keberpihakan terhadap KRL seharusnya diwujudkan secara jelas. Apalagi, moda transportasi ini sudah terbukti berdaya angkut besar, cepat, dan relatif murah.

”Sayangnya, perkembangan KRL masih lamban. Seharusnya urusan kereta tidak bisa diserahkan hanya kepada PT KAI. Harus ada dorongan dari pemerintah pusat juga,” ujar Ellen.

Dia mencontohkan, masalah pelintasan sebidang seharusnya juga mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat untuk mempercepat penyelesaiannya. Jika diserahkan kepada pemerintah daerah, setiap tahun hanya 1-2 titik pelintasan sebidang yang bisa diselesaikan. Adapun jumlah persimpangan sebidang mencapai ratusan titik.

Penyelesaian yang menyeluruh juga perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan listrik dan keterbatasan armada kereta. Hal ini jdibutuhkan untuk mempersiapkan peralihan pengguna kendaraan pribadi ke KRL jika terjadi kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Libur 'Long Weekend', KCIC Tawarkan Tiket Whoosh Mulai Rp 150.000

Jelang Libur "Long Weekend", KCIC Tawarkan Tiket Whoosh Mulai Rp 150.000

Whats New
Garuda Alihkan 2 Pesawat untuk Angkutan Haji, 100 Penerbangan Terdampak

Garuda Alihkan 2 Pesawat untuk Angkutan Haji, 100 Penerbangan Terdampak

Whats New
BPR yang Mau Melantai di Bursa Wajib Penuhi Ini

BPR yang Mau Melantai di Bursa Wajib Penuhi Ini

Whats New
Harga Emas Terbaru 21 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 21 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 16,43 Juta Sepanjang Mei 2024

Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 16,43 Juta Sepanjang Mei 2024

Whats New
BPR Bangkrut karena Kecurangan Pengurus, Ini Upaya OJK

BPR Bangkrut karena Kecurangan Pengurus, Ini Upaya OJK

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Selasa 21 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Selasa 21 Mei 2024

Spend Smart
Siapkan RAPBN 2025, Sri Mulyani: Kita Terus Berkomunikasi dengan 'Orang' Prabowo

Siapkan RAPBN 2025, Sri Mulyani: Kita Terus Berkomunikasi dengan "Orang" Prabowo

Whats New
Ekonom Sebut Ada Potensi Rp 10.529 Triliun ke PDB dari Energi Terbarukan Berbasis Komunitas

Ekonom Sebut Ada Potensi Rp 10.529 Triliun ke PDB dari Energi Terbarukan Berbasis Komunitas

Whats New
IHSG Awal Sesi Fluktuatif, Rupiah Melemah Tembus Level Rp 16.033

IHSG Awal Sesi Fluktuatif, Rupiah Melemah Tembus Level Rp 16.033

Whats New
Menaker Ida Sebut Program Desmigratif Layak Dilanjutkan

Menaker Ida Sebut Program Desmigratif Layak Dilanjutkan

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kemenhub Pastikan Pesawat Haji yang Terbakar di Makassar Punya Sertifikat Laik Terbang

Kemenhub Pastikan Pesawat Haji yang Terbakar di Makassar Punya Sertifikat Laik Terbang

Whats New
Kala Tiga Kementerian Saling Tuding soal Penumpukan Kontainer di Pelabuhan

Kala Tiga Kementerian Saling Tuding soal Penumpukan Kontainer di Pelabuhan

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 21 Mei 2024: Daging Ayam Naik, Daging Sapi Turun

Harga Bahan Pokok Selasa 21 Mei 2024: Daging Ayam Naik, Daging Sapi Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com