Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Ekspor Mebel Rotan Diragukan

Kompas.com - 16/04/2012, 02:59 WIB

Jakarta, Kompas - Lonjakan nilai ekspor mebel rotan disangsikan. Di tengah kesulitan bahan baku, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, justru mengklaim terjadi kenaikan ekspor mebel rotan.

”Tidak bisa pemerintah menunjukkan kenaikan ekspor, sementara bahan baku rotan dituding mengalami kelangkaan. Saya mencermati, pemerintah menggunakan perbandingan antara bahan baku dan barang jadi, bukan antarbarang jadi. Prinsipnya, Asmindo mendukung kebijakan pelarangan ekspor bahan baku rotan untuk mengejar nilai tambah, tetapi sektor hulu hendaknya tidak diabaikan,” kata Ketua Umum Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Polah Tjahyono di Yogyakarta, Minggu (15/4).

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, tahun 2011 nilai ekspor produk jadi rotan (furnitur dan kerajinan) hanya 201,1 juta dollar AS. Sementara pada tiga bulan pertama tahun 2012 sudah 58,2 juta dollar AS.

Bahkan, kalau dilihat dari ekspor produk rotan menunjukkan tren peningkatan. Diperkirakan, ekspor produk rotan tahun 2012 mampu mencapai 275 juta dollar AS, atau meningkat 36,8 persen.

Data keliru

Ambar meyakini, pemerintah telah menunjukkan data yang keliru kepada publik sehingga kenaikan ekspor mebel rotan seolah-olah naik pasca-pemberlakuan larangan ekspor bahan baku rotan. Padahal, sejak aturan diterapkan, petani enggan mencari rotan untuk dipasok ke industri mebel, terutama di Jawa.

Asmindo menunjukkan data Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan dan hasil laporan surveyor Sucofindo. Periode Januari-Februari 2012, nilai ekspor produk rotan Indonesia mencapai 34,08 juta dollar AS. Nilai itu naik 9,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 yang hanya 31,04 juta dollar AS (data Badan Pusat Statistik).

Namun, jika memperhatikan data ekspor produk rotan periode Januari-Februari 2010, yakni 26,35 juta dollar AS, dan dibandingkan dengan Januari-Februari 2011, nilai ekspor produk rotan naik cukup besar, yaitu 17,8 persen.

Ambar menjelaskan, data periode tahun 1999-2011 itu seiring dengan kebijakan buka dan tutup keran ekspor rotan. Periode 1999-2004, keran ekspor dibuka, kemudian tahun 2004-2005 ditutup. Tahun 2005-2009 dibuka kembali. Selanjutnya, tahun 2009-2011 kebijakan wajib pasok rotan. Namun, akhir tahun 2011, keran ekspor rotan ditutup lagi.

”Jadi, perkembangan nilai ekspor produk rotan banyak dipengaruhi oleh kondisi perdagangan atau permintaan pasar global. Saat nilai ekspor rotan turun, nilai furnitur lainnya, termasuk furnitur kayu, mengalami penurunan,” ujar Ambar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com