Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode Fingerprint Meracik Keajekan Jamu

Kompas.com - 15/06/2012, 04:22 WIB

”Pencapaian ekstrak terstandar dapat mengatasi kesulitan tersebut,” kata Bambang.

Sebanyak enam fitofarmaka yang lulus uji klinik kini diproduksi beberapa industri, seperti Kimia Farma, Phapros, Dexa Medica, dan Nyonya Meneer.

Sebanyak 38 obat herbal dinyatakan terstandar setelah berhasil lulus uji praklinis dengan uji coba pada hewan. Dari 38 obat herbal terstandar ini, diharapkan ada yang bisa ditingkatkan menjadi fitofarmaka.

Dari ribuan jenis jamu yang secara empiris dimanfaatkan masyarakat dan terbukti berkhasiat itu, harus didorong menjadi obat terstandar. Metode fingerprint sangat tepat untuk diterapkan.

”Pada masanya, identifikasi komponen jamu masih secara fisik. Sekarang dengan kromatografi bisa dinyatakan secara rinci kandungan senyawa aktifnya,” kata Bambang.

Mengacu Eropa, produk ekstrak terstandar dihasilkan industri ekstrak yang dilindungi hak atas kekayaan intelektual berupa paten dan merek. Untuk satu tanaman obat, terdapat dua hingga empat merek yang berbeda. Setiap merek akan bersaing di pasaran atas dasar kelengkapan data uji klinik terhadap klaim khasiatnya.

Registrasi produk obat herbal fitofarmaka di Eropa hampir sama dengan obat kimia umumnya (new drug application). Kemajuan rancang bangun peralatan ekstraksi sudah berkembang pesat.

Kemajuan teknologi

Teknologi ekstraksi tanaman obat saat ini meliputi tiga jenis, ekstrak kasar (crude extract), terfraksinasi atau terpurifikasi (purified extract), dan minyak atsiri (volatile oil). Ekstrak kasar terbagi menjadi ekstrak kental dan ekstrak kering. Pada minyak atsiri mencakup metode destilasi uap, destilasi air, dan destilasi vakum.

Produk ekstrak ini distandardisasi berdasarkan senyawa aktifnya. Ekstrak yang dihilangkan komponen toksiknya disebut ekstrak terpurifikasi.

Ekstrak purifikasi ini sedang dilakukan BPPT untuk jenis tanaman obat aglaia elliptica. Tanaman obat ini berpotensi sebagai obat herbal untuk penyakit kanker.

Tantangan pengembangan obat herbal sekarang adalah mengidentifikasi senyawa aktif. Selanjutnya, menjaga keajekan komposisinya supaya berkhasiat optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com