Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Pertamina Uji Coba LNG

Kompas.com - 07/08/2012, 02:55 WIB

Jakarta, Kompas - PT Pertamina (Persero), melalui anak perusahaannya, PT Badan NGL, mulai merintis pemanfaatan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) untuk bahan bakar bagi sektor transportasi dan rumah tangga. Hal itu diharapkan bisa menekan konsumsi bahan bakar minyak, mengurangi subsidi energi, dan menghemat devisa negara.

”Ini titik awal pemanfaatan LNG bagi sektor transportasi dan rumah tangga,” kata Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan di Jakarta, seusai konferensi video pelaksanaan uji coba pemanfaatan LNG untuk transportasi dan rumah tangga di lingkungan PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur, Senin (6/8). Uji coba pemakaian LNG itu untuk kendaraan operasional PT Badak NGL dan tiga unit kompor rumah tangga.

Paradigma bisnis LNG yang sebelumnya berorientasi pada ekspor mulai berubah sejak beroperasinya terminal penerima, penyimpan, dan regasifikasi (floating storage regasification unit/FSRU) LNG Jawa Barat pada 24 Mei lalu. Terminal tersebut melayani kebutuhan gas untuk PT PLN. Dengan beroperasinya FSRU itu, pengembangan berbagai pemanfaatan LNG di dalam negeri makin terbuka lebar, termasuk untuk sektor transportasi dan rumah tangga.

”Ini sudah masuk dalam road map (peta jalan), direncanakan untuk kendaraan jarak jauh trans Jawa dan trans Sumatera. Sekarang dikaji keekonomiannya, diharapkan bisa digunakan sebelum dua tahun,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H Legowo.

Berdasarkan data NGV Global, saat ini tercatat 15 juta kendaraan berbahan gas beroperasi di dunia. Pencatatan itu dilakukan terhadap semua jenis kendaraan berbahan bakar gas berupa LNG, gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG), dan gas cair untuk kendaraan (liquefied gas for vehicle/LGV).

Evita menjelaskan, dibandingkan bensin dan solar, LNG lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi sekitar 85 persen. Dibandingkan CNG, LNG memiliki nilai densitas energi tiga kali lebih besar pada volume yang sama. Selain itu, pemanfaatan LNG sebagai bahan bakar bisa mengurangi biaya operasi kendaraan karena harga LNG lebih murah dibandingkan solar nonsubsidi. Harga LNG 18-20 dollar AS per juta metrik satuan panas inggris (million metric british thermal unit/MMBTU), sedangkan solar nonsubsidi Rp 9.807 per liter atau setara dengan 31 dollar AS per MMBTU.(EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com