Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Sepatu Kena Imbas Aksi Buruh

Kompas.com - 02/11/2012, 03:35 WIB

Menurut data Aprisindo, upah pekerja sepatu di Indonesia saat ini 1,03 dollar AS (Rp 9.888) per jam. Adapun upah pekerja di China 0,91 dollar AS (Rp 8.736) per jam, Vietnam 0,46 dollar AS (Rp 4.416) per jam, dan Kamboja 0,29 dollar AS (Rp 2.784) per jam.

Secara umum, upah pekerja pabrik sepatu di Tangerang, Banten, untuk 40 jam kerja seminggu kini rata-rata 179 dollar AS (Rp 1,71 juta) per bulan. Pekerja pabrik sepatu dengan 40 jam kerja seminggu di Qingyuan, China, menerima upah 159 dollar AS (Rp 1,52 juta) per bulan dan pekerja di Ho Chi Minh, Vietnam, menerima 95 dollar AS (Rp 912.000) per bulan.

”Upah pekerja kita sudah tidak murah lagi karena, dari sisi produktivitas, pekerja China bisa menghasilkan sepatu dua kali lebih banyak dari di Indonesia. Kami minta pemerintah tidak berlebihan menetapkan kenaikan upah minimum karena biaya buruh sepatu kini sudah 25 persen dengan margin 5 persen. Sisanya 60 persen bahan baku dan 10 persen lagi biaya overhead,” kata Harijanto.

Kondisi ini membuat pengusaha sepatu resah karena ribuan buruh tetap mendatangi pabrik mereka dan memaksa pekerja ikut berunjuk rasa. Pabrik Harijanto yang mempekerjakan 10.000 orang saja dua kali berhenti berproduksi karena unjuk rasa itu.

Satu pabrik yang mempekerjakan 80.000 pekerja pun tidak luput dari aksi tersebut. Pabrik berhenti produksi akibat sedikitnya 6.000 anggota serikat buruh memaksa masuk ke pabrik.

Sofjan menegaskan, dia sudah mengumpulkan sedikitnya 200 pengusaha dari berbagai kawasan industri di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Para pengusaha mengeluhkan aksi buruh yang memblokade pabrik dan menyandera pekerja.

Menurut sejumlah pengusaha, pengunjuk rasa melarang buruh hamil dan buruh yang menyusui bayi keluar dari pabrik. Mereka menyesalkan sikap aparat kepolisian yang membiarkan saja hal ini terjadi.

Hal ini membuat penduduk di sekitar pabrik bersama sejumlah kepala desa dalam Masyarakat Bekasi Bergerak di Kabupaten Bekasi menyerang anggota serikat buruh untuk membubarkan aksi blokade pabrik-pabrik. Aksi yang dituding buruh dibiayai pengusaha ini dikhawatirkan memicu konflik horizontal.

Presiden KSPI Said Iqbal, yang juga Presidium MPBI, mengatakan, ada satu laporan mengenai buruh perempuan hamil yang tidak bisa keluar di PT JST di kawasan industri MM2100, Cibitung, Bekasi. Menurut Iqbal, pengunjuk rasa justru sudah membiarkan buruh perempuan pulang, tetapi manajemen mengunci pabrik dari dalam karena takut massa masuk.

Iqbal mengaku belum pernah menerima laporan ada penggerebekan pabrik yang tidak menggunakan pekerja alih daya atau kontrak waktu tertentu melanggar undang-undang. Hal ini terjadi seperti di pabrik Samsung dan pabrik tekstil di Bekasi, serta pabrik Bata di Purwakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com