Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT DI Akan Produksi Pesawat Komersial

Kompas.com - 21/02/2013, 10:53 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — PT Dirgantara Indonesia (DI) berencana merealisasikan proyek pembuatan pesawat komersial seperti N250.

"Pesawatnya tetap komersial, tapi bukan N-250, melainkan pesawat sejenis," kata Direktur Bidang Kualitas sekaligus Juru Bicara PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, di tempat kerjanya, Rabu (20/2/2013).

Sonny mengemukakan, pihaknya berkeinginan memproduksi pesawat komersial berkapasitas penumpang 80-100 orang karena pasar jenis pesawat itu terbuka lebar.

Proyek itu bekerja sama dengan PT Ragio Aviasi Industri (RAI), yang terbentuk bersama dua perusahaan swasta, yakni PT Ilhabi Rekatama, milik Ilham Akbar Habibie, putra BJ Habibie; dan PT Modal Elang milik mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Erry Firmansyah. Sejauh ini pihaknya masih menanti kabar dan perkembangan selanjutnya dari PT RAI.

Apabila program dan rencana itu tidak terealisasi, PT DI tetap berusaha mewujudkan pembangunan pesawat komersial tersebut. "Tentunya, kami mencari berbagai cara, terutama dalam hal pendanaan. Itu karena biayanya kami prediksikan sangat besar," ujar Sonny.

PT DI tahun ini sudah melakukan langkah awal dengan menyiapkan dan menyusun konsep pesawat tersebut. Jika perencanaan tahap awal ini terealisasi, maka pembuatan pesawat itu berlangsung selama 3 tahun. Sonny memperkirakan, harga jual pesawat komersial tersebut hampir setara dengan ATR. "Nilainya, lebih kurang 42 juta dollar AS per unit," ujarnya.

Berkenaan dengan rencana kerja 2013, Sonny mengatakan, pihaknya bersiap menjalin kerja sama dengan Airbus Military dalam hal pemeliharaan pesawat. Kerja sama itu saat ini belum bergulir karena masih menunggu hasil audit yang dilakukan otoritas Airbus Military.

Kerja sama pemeliharaan pesawat bernilai sangat besar. Setiap tahunnya, nilai kontrak pemeliharaan pesawat dapat mencapai 600 juta dollar AS. "Nilai terbesar yaitu pesawat produksi Boeing dan Airbus. Nilainya masing-masing 270 juta dollar AS. Sisanya pesawat kecil," ujarnya.

Apabila pada akhirnya PT DI dapat menjalin kerja sama dengan Airbus Military, PT DI menargetkan kontrak Rp 500 miliar-Rp 600 miliar. "Kami melakukan berbagai persiapan. Di antaranya, menambah peralatan pemeliharaan pesawat. Kami pun memberikan pelatihan kepada beberapa teknisi agar memperoleh sertifikasi Airbus Military," katanya.

Menurut Sonny, target kontrak tahun ini senilai Rp 3,1 triliun. Nilai kontrak yang sudah terealisasi sejauh ini sekitar Rp 2,3 triliun. Penyerapan tersebut bersumber dari kontrak sejumlah pesawat, baik dengan beberapa negara, maupun dalam negeri.

Saat ini PT DI terikat kontrak dengan pihak luar negeri untuk membangun CN 235 sebanyak 4 unit, CN-212 sebanyak 2 unit, dan CN-295 sebanyak 2 unit. Adapun kontrak dalam negeri antara lain pembuatan CN-235 sebanyak 3 unit dan helikopter Bell sebanyak 3 unit. (Tribun Jabar/win)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com