Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemitraan untuk Jaga Pertumbuhan

Kompas.com - 25/03/2013, 03:38 WIB

Oleh M Clara Wresti

Pekan lalu, Unilever Indonesia mengundang 32 pemasok utamanya yang berasal dari seluruh dunia. Mereka diajak untuk melihat peluang yang mungkin bisa dikembangkan di Indonesia, yang tidak hanya menguntungkan bagi para pemasok, tetapi juga untuk Unilever Indonesia, dan juga tentunya bagi Indonesia.

Adalah Marc Engel, yang membawa rombongan pemasok dunia yang berasal dari Amerika Serikat, Amerika Latin, Australia, Timur Tengah, India, Filipina, dan sebagainya, untuk datang ke Indonesia. Marc Engel (54), pria kelahiran Belanda ini yang menjabat sebagai Chief Procurement Officer Unilever Global, mengatakan, apabila Unilever Indonesia ingin terus tumbuh, maka harus ada jaminan ketersediaan bahan baku.

Engel bergabung dengan Unilever tahun 1990 di Unilever Meat Group di Oss, Belanda. Di perusahaan itu, Engel ikut dalam tim yang menciptakan saus tomat Ragu, dan akhirnya menjadi manajer produksi pabrik saus tomat itu.

Engel pernah keluar dari Unilever tahun 1993, tetapi bergabung kembali dengan Unilever pada 1995 di Inggris. Dalam perjalanan kariernya di Unilever, Engel sempat bertugas di Brasil sebagai Wakil Presiden Rantai Suplai Es Krim Regional (Regional Supply Chain Vice President Ice Cream) di Amerika Latin.

Tahun 2004, Engel kembali ke Belanda sebagai Wakil Presiden Rantai Suplai untuk Spreads, Dressing, dan Minyak Zaitun. Tahun 2008, Engel ditunjuk sebagai Chief Procurement Officer Unilever Global.

Dalam kesempatan membawa para pemasok utama Unilever untuk melihat Indonesia, Engel bersedia melakukan wawancara dengan beberapa media nasional. Berikut petikan wawancaranya:

Alasan apa yang membuat Unilever mengundang begitu banyak pemasoknya ke Indonesia?

Pertumbuhan Unilever di Indonesia sangat signifikan. Kami ingin pertumbuhan ini terus terjaga dan berkembang di masa depan. Untuk itu, kami harus memperhatikan pasokan bahan baku. Jika kami tidak mempunyai bahan baku, maka kami tidak akan bertumbuh. Di sinilah kami ingin mengundang mereka untuk berinvestasi di Indonesia. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga sangat bagus. Hal ini tentu bisa menjadi peluang bagi investor untuk berkembang di sini.

Mereka memasok apa saja?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com