Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Tetap Bertumbuh

Kompas.com - 19/04/2013, 03:48 WIB

Jakarta, Kompas - United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific memproyeksikan pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia Pasifik tahun 2013 sebesar 6 persen. Ekonomi Indonesia tahun 2013 diperkirakan bertumbuh 6,6 persen.

”Ada sejumlah permasalahan struktural yang masih dihadapi di kawasan Asia Pasifik,” kata Director United Nations Centre for Alleviation of Poverty through Sustainable Agriculture–Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP -ESCAP), Katinka Weinberger, pada peluncuran survei UNESCAP 2013 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (18/4). Permasalahan dimaksud antara lain menyangkut meningkatnya kesenjangan serta keterbatasan infrastruktur dan energi.

Weinberger menuturkan, masih ada lebih dari 800 juta warga miskin di kawasan Asia Pasifik. Mereka harus berjuang mempertahankan hidup dengan pendapatan kurang dari 1,25 dollar AS per hari.

Ada sekitar 563 juta orang penduduk di kawasan Asia Pasifik yang mengalami kurang gizi. Meningkatnya bencana alam yang merusak–beberapa pihak meyakini terkait perubahan iklim dan kerusakan lingkungan– memperparah kerawanan dan kerentanan ekonomi.

Survei UNESCAP 2013 menunjukkan, kebijakan ekonomi makro berperan penting dalam mengarahkan kembali orientasi kawasan Asia Pasifik menuju jalur pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Mantan Gubernur Bank Indonesia Adrianus Mooy menuturkan, salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah memperluas sumber pertumbuhan ekonomi.

Adrianus mengingatkan perlunya berhati-hati dalam memandang ekonomi Indonesia yang bertumbuh 6,5 persen di 2011 dan 6,2 persen di 2012.

”Kita masih harus hati-hati. Jangan-jangan 6,2 persen ini karena keberuntungan. Saya katakan keberuntungan karena–dilihat dari pertumbuhan sektoral - sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kebanyakan oleh sektor primer dan jasa,” ujarnya.

Sektor primer, terutama pertambangan, tidak banyak bersangkut paut dengan kehidupan rakyat banyak. Di sisi lain, sektor pertanian dan manufaktur yang banyak menyerap tenaga kerja belakangan pertumbuhannya kurang dari 6,5 persen.

Adrianus menilai bagus peranan permintaan domestik sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski demikian, dia juga mengingatkan bahwa hal ini harus diimbangi dengan investasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com