Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Kecelakaan Freeport Beda dengan di Cile

Kompas.com - 20/05/2013, 16:49 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, ia banyak menerima pernyataan dari publik terkait kecelakaan di ruang pelatihan area Tambang Big Gossan di PT Freeport Indonesia, Papua. Penanganan kecelakaan tersebut, kata Presiden, lalu dibandingkan dengan kecelakaan tambang tembaga dan emas di Cile tahun 2010.

"Harus saya jelaskan, situasinya berbeda. Kejadian kecelakaannya juga sangat berbeda," kata Presiden seusai menerima laporan dari jajaran pemerintah terkait proses evakuasi para pekerja di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/5/2013).

Presiden mengatakan, kalau kecelakaan di Cile, para pekerja tambang terperangkap di suatu ruangan setelah akses jalan tertutup. Para pekerja masih bisa berkomunikasi dengan pihak luar serta memiliki logistik. Akhirnya, kata Presiden, mereka berhasil dibebaskan dengan penyelamatan yang memakai teknologi.

"Kejadian di Freeport benar-benar beda. Saat mereka melakukan pelatihan pada hari pertama 40 orang dan hari kedua 38 orang, atap tempat di mana mereka berada runtuh, jatuh. Langsung menimpa mereka-mereka yang sedang melaksanakan pelatihan. Sekali lagi berbeda dengan terperangkap di sebuah ruangan," kata Presiden.

Presiden menambahkan, ia sudah memerintahkan kepada jajaran pemerintah, khususnya TNI, Polri, Basarnas, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk untuk membantu pihak Freeport dalam proses evakuasi. Instruksi Presiden, semua pekerja harus bisa dikeluarkan.

"Bagi saya ukurannya sampai ada kejelasan. Yang bisa diselamatkan, diselamatkan. Kalau tidak bisa diselamatkan dievakuasi dengan baik," kata Presiden.

Seperti diberitakan, korban tewas kecelakaan di terowongan Big Gossan sudah mencapai 11 orang. Sebanyak 10 orang berhasil diselamatkan. Diduga, sebanyak 17 pekerja lain masih terperangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com