Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikecam, Ajakan Penulis Saudi untuk Lecehkan Pekerja Perempuan

Kompas.com - 29/05/2013, 21:43 WIB

RIYADH, KOMPAS.com — Seorang penulis asal Arab Saudi, Abdullah Mohammad Al-Dawood, menyerukan kepada para pengikut akun Twitter-nya untuk melecehkan para kasir perempuan yang bekerja di berbagai toko.

Al-Dawood, yang sudah menulis sejumlah buku, memicu perdebatan setelah meluncurkan hashtag harass_female_cashiers, yang tujuannya untuk menekan perempuan Saudi untuk tinggal di rumah ketimbang bekerja.

Seruan Al-Dawood yang memiliki 97.000 pengikut di Twitter ini didukung oleh seorang ulama konservatif, Khalid Ebrahim Al Saqabi.

Menurut Al Saqabi, rencana Pemerintah Saudi menerbitkan undang-undang yang mencegah pelecehan seksual di tempat kerja mixgender hanya akan mendorong semakin maraknya penyelewengan.

"Kenapa menteri tenaga kerja terlalu pusing mencarikan pekerjaan untuk perempuan dan bukan untuk laki-laki?" kata Al Saqabi.

Kampanye Al-Dawood yang menentang upaya mendorong perempuan bekerja memicu kecaman di jejaring sosial Twitter. Namun, sebagian orang lainnya memuji Al-Dawood sebagai pejuang melawan upaya pemerintah untuk lebih membawa Saudi berkiblat ke Barat.

Salah seorang pengikut akun Al-Dawood menyatakan penentangannya terhadap undang-undang perlindungan perempuan yang direncanakan Pemerintah Saudi.

"Itu hanya undang-undang buatan manusia dan tak bisa diterima di kerajaan yang diperintah dengan hukum Tuhan," kata seorang pengikut akun Al-Dawood.

Namun, pengguna Twitter lain mengecam seruan Al-Dawood dan menganggap penulis itu justru mencoreng wajah Islam.

"Manusia seperti apa yang mengajak orang muda melakukan pelecehan seksual," kata seseorang bernama Waleed Al Khawaji.

Sejak 2011, lebih dari 500.000 perempuan Saudi mulai bekerja di berbagai sektor swasta. Perubahan ini tak lepas dari program pemerintah yang ingin mengembangkan perekonomian negara tersebut dari sektor non-minyak bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com