Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual VIVA, Bakrie Pilih CT atau Hary Tanoe?

Kompas.com - 04/06/2013, 18:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar penjualan media milik Grup Bakrie, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), semakin kencang dalam beberapa hari belakangan ini, seiring dengan akan dilaksanakannya rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan digelar besok, Rabu (5/6/2013). Bahkan, kabar yang beredar menyebutkan bahwa Hary Tanoesoedibjo memiliki kans yang paling kuat untuk mendapatkan aset tersebut.

Namun, apakah Hary Tanoe bisa memenuhi harapan Bakrie? Sebagaimana diketahui, Grup Bakrie saat ini sedang membutuhkan dana yang cukup banyak untuk menebus saham Bumi Resources di Bumi PLC. Oleh karenanya, dia berencana melepas bisnis medianya untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan. Sejauh ini sudah ada dua taipan yang siap mencaplok aset Bakrie tersebut, yaitu Hary Tanoesoedibjo dari MNC dan Chairul Tanjung dari CT Corp.

Satrio Utomo, Head of Research Universal Broker Indonesia, menjelaskan ada beberapa hal yang bisa ditimbang untuk "menebak" siapa yang potensial menjadi pembeli VIVA.

Menurutnya, Hary Tanoe memiliki profil yang rasional. Dia akan membeli aset-aset dengan harga yang murah, termasuk dalam membeli VIVA. Saham VIVA pada perdagangan hari ini ditutup di posisi Rp 470 per saham atau naik 1,08 persen dari sehari sebelumnya.

"Jika Hary Tanoe jadi membeli VIVA, pastinya harga yang akan diajukan ke Bakrie di bawah harga pasar hari ini, ya, paling sekitar Rp 450 per saham. Hary Tanoe akan memberikan harga yang murah kepada Bakrie," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (4/6/2013).

Sementara itu, Chairul Tanjung dinilai lebih royal ketimbang Hary Tanoe. Dalam beberapa akuisisi, dia berani menghargai perusahaan yang dibelinya dengan harga yang cukup tinggi. "Bahkan bisa dibilang harga yang diajukan CT kerap bisa dibilang tidak rasional," lanjut Satrio. Dia mencontohkan akuisisi Detik.com dengan harga yang jauh lebih tinggi dari nilai buku perusahaan.

"Secara teori, penjualan VIVA kepada Chairul Tanjung lebih menguntungkan Bakrie ketimbang menjualnya ke Hary Tanoe," lanjut Satrio Utomo.

Namun, dia tidak menampik ada faktor lain yang menyebabkan Bakrie lebih memilih Hary Tanoe. Sebagaimana diketahui, belakangan ini Hary Tanoe menjadi "pembeli setia" aset-aset yang dijual Bakrie sehingga ada kedekatan di antara keduanya.

"Bisa saja ada kedekatan perusahaan Bakrie dengan MNC. Dengan menilik langkah-langkah MNC yang belakangan ini meniru Bakrie, seperti halnya melakukan rights issue melalui non-preemptive rights, MNC semakin terlihat dekat Bakrie karena model bisnis yang dijalankannya sudah mirip Bakrie," lanjutnya.

Sementara itu, juru bicara MNC, Arya Sinulingga, saat dikonfirmasi menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada pembicaraan dengan Bakrie untuk mengambil alih VIVA. "Belum ada keputusan resmi," ungkapnya.

Mengingat hingga saat ini belum ada kejelasan soal penjualan saham VIVA, Satrio mengingatkan kepada investor bahwa bisa saja berembusnya kabar penjualan tersebut untuk mendongkrak harga, atau minimal mempertahankan harga seperti saat ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com