Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiongkok Siap Bertukar Hasil Uji Laboratorium Beras Plastik

Kompas.com - 26/05/2015, 11:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Tiongkok menyatakan siap bertukar hasil uji laboratorium beras sintetis berbahan plastik yang diduga berasal dari Negeri Panda untuk membantu upaya penuntasan kasus peredaran beras itu di Indonesia.

Atase Perdagangan Indonesia di Beijing, Dandy Iswara, mengutip Wakil Direktur Jenderal Kantor Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina (AQSIQ) Tiongkok, Bi Kexin, yang mengatakan bahwa harus ada bukti rinci yang menunjukkan keberadaan beras sintetis di Indonesia berasal dari Tiongkok.

Bi Kexin menyatakan, AQSIQ memastikan beras yang bercampur dengan produk berbahan plastik itu tidak beredar di negaranya.

"Jika pun ada itu sangat mahal, sehingga tidak menguntungkan jika dipasarkan untuk dikonsumsi, karena tidak menguntungkan secara ekonomi," kata Bi Kexin.

Oleh karena itu, ia melanjutkan, harus ada rangkaian pengujian laboratorium untuk membuktikan bahwa beras bercampur bahan sintetis yang beredar di Indonesia berasal dari Tiongkok.

"Dan kami siap untuk bertukar hasil uji laboratorium," kata Bi Kexin.

Ia menambahkan isu beras bercampur bahan sintetis jangan sampai mengganggu hubungan baik antara Indonesia dan Tiongkok, termasuk kerja sama perdagangan antara kedua negara.

"Semua pihak yang berkepentingan baik di Indonesia maupun Tiongkok, hendaknya bersama-sama atas dasar hubungan kedua negara, menyelesaikan masalah ini secara proposional," katanya.

Pemerintah Indonesia menyatakan tidak pernah memberikan izin impor beras, termasuk dari Tiongkok.

Namun data Bea Cukai Tiongkok menunjukkan bahwa selama Januari-Maret 2015 ada ekspor beras senilai 182.000 dollar AS ke Indonesia. Namun Bea Cukai negeri itu tidak menyebutkan rincian beras yang diekspor.

Perwakilan Pemerintah Indonesia di Tiongkok melakukan pertemuan dengan pejabat AQSIQ guna membahas masalah peredaran beras yang diduga tercampur bahan sintetis yang dilaporkan warga di beberapa daerah di Indonesia.

Pemerintah Indonesia melakukan pengujian laboratorium pada sampel-sampel beras yang diduga mengandung bahan pembuatan plastik. Pengujian sampel beras sudah dilakukan di laboratorium Badan Reserse Kriminal Polri dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Laboratorium PT Sucofindo juga melakukan pengujian sampel beras, dan menemukan beras yang mengandung senyawa pembuat plastik berupa BBP (benzyil butyl phtalate), DEHP (diethyl hexyl phthalate) dan DMP  (dimethyl phthalateshalate), yang antara lain biasa digunakan untuk membuat pipa paralon.

Selain itu Kementerian Perdagangan berencana meningkatkan pengawasan pasar untuk mengawasi peredaran produk-produk impor.

baca juga: Tiongkok Janji Bantu soal Beras Plastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Libur 'Long Weekend', KCIC Tawarkan Tiket Whoosh Mulai Rp 150.000

Jelang Libur "Long Weekend", KCIC Tawarkan Tiket Whoosh Mulai Rp 150.000

Whats New
Garuda Alihkan 2 Pesawat untuk Angkutan Haji, 100 Penerbangan Terdampak

Garuda Alihkan 2 Pesawat untuk Angkutan Haji, 100 Penerbangan Terdampak

Whats New
BPR yang Mau Melantai di Bursa Wajib Penuhi Ini

BPR yang Mau Melantai di Bursa Wajib Penuhi Ini

Whats New
Harga Emas Terbaru 21 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 21 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 16,43 Juta Sepanjang Mei 2024

Jumlah Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 16,43 Juta Sepanjang Mei 2024

Whats New
BPR Bangkrut karena Kecurangan Pengurus, Ini Upaya OJK

BPR Bangkrut karena Kecurangan Pengurus, Ini Upaya OJK

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Selasa 21 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Selasa 21 Mei 2024

Spend Smart
Siapkan RAPBN 2025, Sri Mulyani: Kita Terus Berkomunikasi dengan 'Orang' Prabowo

Siapkan RAPBN 2025, Sri Mulyani: Kita Terus Berkomunikasi dengan "Orang" Prabowo

Whats New
Ekonom Sebut Ada Potensi Rp 10.529 Triliun ke PDB dari Energi Terbarukan Berbasis Komunitas

Ekonom Sebut Ada Potensi Rp 10.529 Triliun ke PDB dari Energi Terbarukan Berbasis Komunitas

Whats New
IHSG Awal Sesi Fluktuatif, Rupiah Melemah Tembus Level Rp 16.033

IHSG Awal Sesi Fluktuatif, Rupiah Melemah Tembus Level Rp 16.033

Whats New
Menaker Ida Sebut Program Desmigratif Layak Dilanjutkan

Menaker Ida Sebut Program Desmigratif Layak Dilanjutkan

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kemenhub Pastikan Pesawat Haji yang Terbakar di Makassar Punya Sertifikat Laik Terbang

Kemenhub Pastikan Pesawat Haji yang Terbakar di Makassar Punya Sertifikat Laik Terbang

Whats New
Kala Tiga Kementerian Saling Tuding soal Penumpukan Kontainer di Pelabuhan

Kala Tiga Kementerian Saling Tuding soal Penumpukan Kontainer di Pelabuhan

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 21 Mei 2024: Daging Ayam Naik, Daging Sapi Turun

Harga Bahan Pokok Selasa 21 Mei 2024: Daging Ayam Naik, Daging Sapi Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com