Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Berani Berkompetisi

Kompas.com - 27/11/2015, 15:00 WIB

Hal terpenting yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan produk Indonesia secara detail. Selanjutnya, pemerintah akan berusaha bernegosiasi.

”Tekad kita harus itu. Bukan kita grogi dan takut sebelum bersaing. Kita harus optimistis. Ya, memang peperangannya ada di situ. Bagaimana menyiapkan amunisinya, lembaganya, regulasinya, sehingga kita bisa memenangi pertarungan,” kata Presiden.

Untuk itu, Presiden menambahkan, pemerintah sedang dan akan terus mengerjakan agenda-agenda penting, di antaranya membangun infrastruktur, seperti konektivitas, sehingga biaya logistik menjadi lebih murah. Selama ini, biaya logistik Indonesia tinggi sehingga barang menjadi tidak kompetitif.

Selain itu adalah industrialisasi dengan tujuan mengekspor barang, minimal barang setengah jadi. Dengan demikian, Indonesia menikmati nilai tambah. Industri dimaksud terutama padat karya. Hal ini mengingat 66 persen tenaga kerja di Indonesia adalah lulusan SD-SMP dan SMA/SMK. Oleh sebab itu, pemerintah memberikan insentif sesuai kebutuhan itu.

Meski demikian, Presiden juga berjanji akan mendukung industri berbasis ekonomi digital yang sedang berkembang. Sebab, inilah tren perdagangan global ke depan.

”Kita ini sekarang ada pada ring 1 yang diminati investasi. Pada posisi ini, kita juga harus pilih-pilih, mana yang kita butuhkan. Jangan sampai justru kita buka investasi yang menguras sumber daya alam kita,” ujarnya.

Agenda penting lain yang sedang dikerjakan pemerintah adalah deregulasi. Saat ini masih ada ribuan aturan, mulai dari tingkat daerah sampai pusat, yang bukannya memberi fasilitas, tetapi justru menghambat pelaku usaha. Di pusat, tugas penyederhanaan perizinan dan aturan diserahkan kepada menteri.

Tidak takut

Dalam sesi tanya jawab dengan Presiden, CEO dan pendiri Bukalapak.com, Achmad Zaky, menegaskan, anak-anak muda yang merintis bisnis berbasis internet tidak pernah takut berkompetisi dengan pengusaha sejenis dari luar negeri.

Para pebisnis berbasis internet dari Indonesia, kata Zaky, bahkan bermimpi untuk bisa berkompetisi dan memenanginya.

”Sebagian besar pemilik bisnis berbasis internet dari luar negeri adalah anak-anak muda juga. Mereka bisa sukses, kami pun bisa karena kompetisi adalah sesuatu yang harus dan akan kami hadapi,” lanjutnya.

Akan tetapi, para pebisnis berbasis internet dari Indonesia, katanya, menghadapi persoalan ketersediaan sumber daya manusia yang mumpuni dalam teknologi tinggi. Akhirnya, para perintis bisnis berbasis internet di Indonesia terpaksa menggunakan sumber daya manusia dari luar negeri.

Terkait dengan daya saing, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Adityawarman menuturkan, kebijakan pemerintah berhasil mempercepat proses pembebasan lahan. Namun, setelah masalah pembebasan lahan bisa diatasi, pembangunan jalan tol menghadapi kendala karena umumnya terjadi arus kas negatif sejak proyek dimulai sampai sekitar delapan tahun kemudian.

Adityawarman berharap pemerintah bisa memberikan insentif untuk pembangunan jalan tol. ”Salah satu yang kami harapkan adalah insentif berupa pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang bisa dibayar setelah arus kas menjadi positif,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro juga menekankan pentingnya Indonesia untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru. Hal ini krusial mengingat sumber pertumbuhan ekonomi yang ada selama ini mulai meredup.

Sumber pertumbuhan yang meredup itu adalah komoditas primer. Pada 2011-2012, harga komoditas primer masih meroket. Ekspor Indonesia pun menjulang. Hal ini yang menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 6 persen selama periode itu. Namun, sejak 2014, harga komoditas anjlok sejalan dengan penurunan harga minyak dunia. (LAS/AHA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 November 2015, di halaman 1 dengan judul "Indonesia Harus Berani Berkompetisi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com