Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Ekonomi Kreatif adalah Berani Berkolaborasi

Kompas.com - 22/02/2016, 19:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Seringkali, kita yang bekerja di dunia kreatif terjebak dengan yang namanya ego. Ego ini berkembang hingga bidang yang berada di luar kemampuan kita sekalipun, misalnya bidang bisnis tadi.

Padahal, kunci utama dari ekonomi kreatif ini adalah kemampuan melakukan kolaborasi antar disiplin ilmu dan keahlian. Dengan kolaborasi ini, akan lahir sebuah karya atau produk kreatif yang sangat powerful dan bernilai tinggi.

Mungkin banyak yang lupa bagaimana sebuah perusahaan animasi terbesar di Amerika yaitu Pixar, berhasil tumbuh dan berkembang akibat dari hasil kolaborasi beberapa orang yang berbeda latar belakang disiplin dan keahlian. Bukan cuma orang kreatif!

Jangan juga lupa bagaimana sebuah perusahaan sebesar Lucas Film, Industrial Light and Magic, dan seterusnya, adalah sebuah perusahaan yang bekerja dari kumpulan orang-orang berbagai macam latar belakang ilmu dan keahlian yang berkolaborasi. Sementara di Indonesia?

Saya masih sering menjumpai seorang animator yang untuk membuat karakter tokoh, konsep visual, art directing, bahkan sampai penulisan cerita pun harus dia yang mengerjakan. Alasannya? Karena dia yang merasa paling paham konsep dibalik animasi yang akan dibuatnya.

Salahkah? Saya pikir tidak jika proyek itu dikerjakan hanya untuk skala kecil atau eksperiman saja. Akan tetapi jika harus sampai membuat proyek animasi skala besar, berorientasi bisnis, ekonomi kreatif, apalagi industri kreatif? Saya pikir cara tadi adalah awal dari masalah besar.

Waktu sutradara Michael Mann shooting bareng Chris Hemsworth di Jakarta beberapa waktu lalu, saya ikut di dalam tim artistiknya sebagai desainer. Di sana saya belajar banyak tentang kolaborasi dalam sebuah kerja industri kreatif.

Walaupun filmnya flop di pasaran namun saya tidak pernah terbayang betapa proses sebuah proyek kreatif bisa sedemikian besar dikerjakan secara kolaborasi yang komprehensif. Tim artisitiknya sendiri terdiri dari beberapa tim beda negara, semua harus bisa berkolaborasi dan bekerja lewat online.

Di situ kita semua dituntut mampu bekerjasama dengan pekerja kreatif lain, mulai dari beda divisi, beda negara, beda lokasi, juga beda bahasa.

Kerja kreatif memang sebuah pekerjaan santai. Namun kerja untuk ekonomi kreatif itu beda. Butuh komitmen, kolaborasi, dan toleransi. Sementara industri kreatif, menuntut lebih ketat lagi. Di sana ada budgeting,scheduling, work-flow, working ethos, hingga market strategy. Persis seperti kaidah-kaidah industri lainnya.

Nah.. bagaimana? Siap berkolaborasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com