Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenjangan Kaya-Miskin di Tujuh Provinsi Ini Makin Lebar

Kompas.com - 18/04/2016, 20:29 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks gini ratio nasional posisi September 2015 sebesar 0,40. Angka ini membaik 0,01 poin dibandingkan Maret 2015 yang sebesar 0,41.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, ini artinya terjadi perbaikan distribusi pengeluaran antara kelompok 40 persen masyarakat bawah dengan 20 persen masyarakat atas.

"Ada empat provinsi yang indeks gini ratio-nya tinggi, yaitu Papua Barat, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta. Empat provinsi sama dengan nasional yaitu 0,41, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Gorontalo, dan Bali. Sisanya di bawah nasional," kata Suryamin dalam paparan, Jakarta, Senin (18/4/2016).

Berdasarkan catatan BPS, ada tujuh provinsi dimana mengalami pelebaran indeks gini ratio periode Maret 2015-September 2015.

Tujuh provinsi yang makin lebar kesenjangannya itu adalah Aceh, Riau, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Utara, serta Maluku Utara.

Semakin tinggi angka gini ratio, semakin tinggi kesenjangan antara kelompok kaya dan simiskin.

Indeks gini ratio Aceh posisi September 2015 sebesar 0,34. Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi Maret 2015 yang sebesasr 0,33. Adapun gini ratio Riau posisi September 2015 sebesar 0,37. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan posisi Maret 2015 yang sebesar 0,36.

Indeks gini ratio Jawa Barat posisi September 2015 sebesar 0,43. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan posisi Maret 2015 yang sebesar 0,41. Sementara itu, indeks gini ratio Bali posisi September 2015 sebesar 0,40, juga lebih tinggi dibandingkan posisi Maret 2015 sebesar 0,38.

Kesenjangan yang lebih lebar juga terjadi di NTT, Kalimantan Utara, dan Maluku Utara. Gini ratio di NTT melebar dari 0,34 pada Maret 2015 menjadi 0,35 pada September 2015.

Sementara itu, di Kalimantan Utara, gini ratio melebar dari 0,29 pada Maret 2015 menjadi 0,31 pada September 2015. Adapun di Maluku Utara gini ratio melebar dari 0,28 pada Maret 2015 menjadi 0,29 pada September 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com