Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Bom di Dhaka, Industri Garmen Banglades Berjuang Pertahankan Pelanggan

Kompas.com - 06/07/2016, 17:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

DHAKA, KOMPAS.com - Aksi teror yang meledakan sebuah kafe dan menewaskan 20 orang di Dhaka, Banglades, awal Juli 2016, membuat para produsen garmen di negara tersebut berpikir keras untuk mempertahankan pelanggan mereka.

Pabrik-pabrik garmen di Banglades kini tengah mati-matian meyakinkan kembali pemilik merek mode asing, yang sebagian besar berkantor pusat di Amerika Utara dan Eropa, agar tetap memesan produk mereka.

Kontrak akan tetap dihormati dan para pegawai mereka di Banglades akan dilindungi.

"Pasti akan ada dampak. Akan tetapi, kami sangat bergantung pada merek-merek ini dan kami harus menangani situasi ini," ujar Faruque Hassan, Senior Vice President Asosiasi Produsen dan Eksportir Garmen Bangladesh.

(Baca Militan ISIS Serang Kafe, Bunuh Dua Polisi dan Sandera Warga di Dhaka)

Para pemesan asing sudah bereaksi atas kejadian teror itu. Di Jepang, di mana 9 orang warganya menjadi korban ledakan tersebut, pemilik merek Uniqlo Fast Retailing telah mengumumkan larangan bepergian bisnis ke Bangladesh. Fast Retailing memiliki 10 orang pegawai Jepang di Banglades.

Sementara itu, H&M menyatakan telah memiliki prosedur keamanan bagi para stafnya di Bangladesh. Peritel mode asal Swedia itu juga merekomendasikan agar para pegawainya menghindari bepergian tanpa alasan sangat mendesak ke negara di Asia Selatan itu.

Adapun produsen perlengkapan olahraga, Puma, menyatakan bakal terus memesan produk-produk yang dibuat di Bangladesh dan tidak melarang stafnya dalam bepergian.

"Namun demikian, kami akan memutuskan (izin bepergian) berdasarkan kasusnya, tergantung bagaimana situasinya," ujar pihak Puma.

Bangladesh menjadi negara sumber produksi garmen murah. Dalam beberapa tahun terakhir, sejalan dengan melonjaknya upah di negara kantung manufaktur seperti China, semakin banyak produksi bergeser ke negara seperti Vietnam dan Banglades.

Industri garmen saat ini menyumbang 80 persen dari total ekspor Banglades. Meski telah mempekerjakan jutaan orang, industri garmen Banglades masih mengalami tekanan besar terkait kondisi dan upah para pekerja.

"Para pembeli pasti cemas untuk datang ke Banglades. Namun, banyak brand yang telah datang ke Bangladesh selama bertahun-tahun dan mereka tahu bagaimana ramahnya negara ini," kata Hassan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KEK Nongsa Digital Park Bidik Target Investasi Masuk Indonesia Tembus Rp 40 Triliun

KEK Nongsa Digital Park Bidik Target Investasi Masuk Indonesia Tembus Rp 40 Triliun

Whats New
Gen Z Incar Pekerjaan yang Punya Jam Kerja Fleksibel

Gen Z Incar Pekerjaan yang Punya Jam Kerja Fleksibel

Whats New
Menkeu: Aturan Anti Dumping Produk Tekstil Menunggu Aturan Mendag dan Menperin Terbit Lebih Dulu

Menkeu: Aturan Anti Dumping Produk Tekstil Menunggu Aturan Mendag dan Menperin Terbit Lebih Dulu

Whats New
[POPULER MONEY] BASF dan Eramet Mundur dari Proyek Nikel-Kobalt Weda Bay | Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

[POPULER MONEY] BASF dan Eramet Mundur dari Proyek Nikel-Kobalt Weda Bay | Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Whats New
Cara Isi Saldo DANA lewat ATM BRI, BCA, BNI, Mandiri, dan BSI

Cara Isi Saldo DANA lewat ATM BRI, BCA, BNI, Mandiri, dan BSI

Spend Smart
Cara Ajukan Laporan Gagal Setor Tunai di ATM via BRImo

Cara Ajukan Laporan Gagal Setor Tunai di ATM via BRImo

Spend Smart
Blibli Hadirkan Promo Belanja di Bliblimart, Ada Cashback Rp 100.000

Blibli Hadirkan Promo Belanja di Bliblimart, Ada Cashback Rp 100.000

Spend Smart
Emiten Travel Haji dan Umrah HAJJ Raup Pendapatan Rp 318,19 Miliar pada 2023

Emiten Travel Haji dan Umrah HAJJ Raup Pendapatan Rp 318,19 Miliar pada 2023

Whats New
Pendataan QR Code untuk Beli Pertalite Capai 100 Persen di 3 Provinsi

Pendataan QR Code untuk Beli Pertalite Capai 100 Persen di 3 Provinsi

Whats New
Indeks Kepercayaan Industri RI Stagnan pada Juni 2024, Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Indeks Kepercayaan Industri RI Stagnan pada Juni 2024, Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

Whats New
Bank Mandiri Sediakan Solusi Keuangan untuk Pengembang Sistem Manajemen Apotek

Bank Mandiri Sediakan Solusi Keuangan untuk Pengembang Sistem Manajemen Apotek

Whats New
Pemerintah Dorong Investasi Berkelanjutan di Pulau-pulau Kecil

Pemerintah Dorong Investasi Berkelanjutan di Pulau-pulau Kecil

Rilis
Jumlah Investor Kripto Meningkat, Edukasi Perlu Terus Dilakukan

Jumlah Investor Kripto Meningkat, Edukasi Perlu Terus Dilakukan

Earn Smart
Sektor Perindustrian Jadi Motor Ekonomi RI yang Harus Dijaga dari 'Serangan' Impor

Sektor Perindustrian Jadi Motor Ekonomi RI yang Harus Dijaga dari "Serangan" Impor

Whats New
Cara Top Up LinkAja Lewat ATM, M-Banking, dan I-Banking BTN

Cara Top Up LinkAja Lewat ATM, M-Banking, dan I-Banking BTN

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com