Per akhir Desember 2012, kepemilikan SBN oleh perbankan sebesar Rp 299,66 triliun, dan terus meningkat menjadi Rp 462,62 triliun per April 2016.
"Juni kemarin sedikit turun menjadi Rp 361,54 triliun. Ini harapannya terus turun agar aktivitas perbankan itu bukan hanya di lazy banking. Jadi, cuma naruh uang, diam, dapat untung. Jadi, tidak menyalurkan ke sektor riil sebagai fungsi intermediasi," ujar Eko.
Sebagai solusi untuk meningkatkan peran perbankan dalam mendorong aktivitas sektor riil, Eko berharap otoritas moneter memberikan disinsentif bagi aktivitas lazy banking tersebut.
"Menurut saya, otoritas moneter perlu merumuskan regulasi yang mendorong supaya perbankan mau terjun ke riil, tidak hanya memburu untung dari selisih bunga," ucapnya.
Dalam kesempatan sama, pengusaha yang juga anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Benny Soetrisno, pun berharap agar perbankan mau meningkatkan penyaluran kredit, utamanya untuk mendorong sektor manufaktur.
"Kita kalau mau kredit rumah yang mewah dikasih, kredit kendaraan bermotor yang mewah dikasih, tetapi kredit untuk membeli alat-alat pabrik yang tidak seberapa harganya kenapa dipersulit," ucap Benny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.