Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Koperasi sebagai Saka Guru Perekonomian Bangsa

Kompas.com - 05/08/2016, 18:28 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Selama tiga tahun terakhir, sedikitnya 200 koperasi di Kabupaten Semarang dibubarkan oleh pemkab setempat lantaran sudah tidak aktif.

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Dinkop UMKM Perindag) Kabupaten Semarang, jumlah koperasi yang masih aktif di Kabupaten Semarang saat ini sebanyak 441 koperasi dari 668 koperasi yang terdaftar.

"Namun, dari jumlah itu hanya 140 yang masih rutin melaporkan adanya rapat anggota tahunan (RAT)," ujar Kabid Koperasi Pemkab Semarang Budidoyo, Jumat (5/8/2016).

Ia mengatakan, penutupan 200 koperasi berlangsung dalam tiga tahun terakhir.

Pada tahap pertama, yakni tahun 2014, ada sebanyak 50 koperasi.

Kemudian, pada tahap kedua, yaitu tahun 2015, sebanyak 77 koperasi ditutup. "Tahun ini ada 100 yang kita tutup," ujarnya.

Salah satu penyebab banyaknya koperasi yang bermasalah dan akhirnya ditutup, lanjutnya, dikarenakan minimnya SDM yang kompeten dalam mengelola koperasi.

"Ada memang yang berdiri hanya memanfaatkan bantuan dari pemerintah. Setelah dapat bantuan, hilang begitu saja," ucapnya.

Secara administratf, imbuhnya, koperasi yang dibubarkan tersebut merupakan koperasi yang tidak pernah melakukan dan melaporkan adanya RAT lebih dari lima tahun.

Sebelum dibubarkan, pihaknya memberikan surat peringatan berupa teguran terhadap koperasi tersebut.

"Jika tidak ada tanggapan, kita datangi. Kalau sudah tidak aktif, ya ditutup," tandasnya.

Pembubaran koperasi ini, kata Budidoyo, sebenarnya adalah sebuah ironi.

Sebab, koperasi sudah dinyatakan sebagai saka guru dalam perekonomian bangsa.

Pihaknya kerap memberikan pemahaman terhadap masyarakat yang hendak mendirikan koperasi agar tetap konsisten dengan tujuan koperasi, yakni menyejahterakan anggotanya.

"Kalau memang tidak mampu, ya tidak usah mendirikan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com