Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksa Dana Saham Menjanjikan Tahun ini

Kompas.com - 09/05/2017, 15:26 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan dengan keadaan tahun lalu. Akhir pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi untuk kuartal pertama 2017 tercatat sebesar 5,01 persen. Pertumbuhan ekonomi ini juga mempengaruhi kinerja perusahaan, termasuk emiten di Bursa Efek Indonesia.

Chief of Investment Officer Bahana TCW Investment Management Doni Firdaus mengatakan, dua tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak ke mana-mana akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat turunnya harga komoditas dan melemahnya nilai tukar Rupiah. Tetapi sekarang sudah ada perbaikan.

"Tahun lalu mulai ada perbaikan harga komoditas dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Dampaknya terhadap perekonomian sudah mulai terlihat seperti pada sektor konsumer, terlihat ada pertumbuhan penjualan,” kata Doni melalui siaran pers, Senin (8/5/2017).

Bahana TCW memperkirakan hingga akhir tahun ini indeks dapat bertambah 17,6 persen.

Laporan kinerja kuartal I dari emiten yang menguasai kapitalisasi pasar sebesar 70 persendi bursa menunjukkan ada kenaikan laba operasional sebesar 13,5 persen.

Seiring dengan membaiknya pasar saham, kinerja reksa dana saham pun membaik dan dapat memberikan imbal hasil baik pada tahun ini. Dalam jangka panjang, investasi pada saham atau reksa dana saham memberikan imbal hasil yang tinggi.

Menurut Doni, secara historis saham berkapitalisasi menengah memberikan imbal hasil lebih tinggi ketimbang IHSG juga LQ 45.

Salah satu reksa dana saham Bahana TCW lebih banyak ditempatkan pada saham-saham berkapitalisasi menengah (mid cap) yaitu Dana Ekuitas Prima (DEP). Tiga tahun terakhir, DEP memberikan return 28,2 persen. Sementara return IHSG 23,9 persen dan LQ 45 24,4 persen.

“Mengingat fluktuasi yang lebih besar dari reksa dana kelas aset lain sepeti obligasi atau pasar uang, reksa dana ini cocok untuk investor jangka panjang di atas 5 tahun, seperti sebagai instrumen investasi untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak atau dana pensiun. Juga untuk investor dengan profil risiko agresif,” tambah Doni.

Risiko berkurang

Doni menambahkan, selain kondisi perekonomian dan perusahaan yang membaik, risiko-risiko baik dari dalam maupun luar negeri sudah berkurang.

Seperti pemilihan umum di Eropa juga kebijakan Presiden Donald Trump yang mengacu pada pelemahan dolar AS sehingga baik untuk rupiah. Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah yang stabil juga situasi politik yang kondusif membuat pasar keuangan menarik.

Hingga pekan akhir April, dana investor asing pun terus masuk ke bursa, hingga mencapai sekitar Rp 22 triliun, jauh lebih tinggi dari dana asing sepanjang 2016 yang sebesar Rp 16,5 triliun. Kapitalisasi bursa juga meningkat menjadi lebih dari Rp 6.189 triliun.

“Tahun lalu setelah Trump terpilih, para investor asing keluar dari bursa kita. Mulai Maret lalu dana investor asing masuk lagi, terutama ke saham berkapitalisasi besar lalu ke kapitalisasi menengah,” lanjut Doni.

Tidak hanya dana asing, katalis lain yang dapat mendongkrak lagi kinerja pasar saham adalah kemungkinan kenaikan peringkat kredit Indonesia menjadi investment grade dari pemeringkat S&P. Secara sektoral, Doni memilih sektor konsumer dan telekomunikasi sebagai sektor yang menjanjikan pada tahun ini.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com