Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Hanya Karena Pilkada, Banjir, Macet, Ibu Kota Mau Dipindah

Kompas.com - 09/07/2017, 10:00 WIB
|
EditorAprillia Ika

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati memandang perlu adanya kajian yang komprehensif untuk memindahkan pusat pemerintahan.

Dia mengatakan, pemerintah perlu memiliki alasan yang spesifik bahwa pemindahan ibu kota benar-benar mendesak dilaksanakan.

"Artinya siapapun yang mengeluarkan statement mengenai alternatif pemindahan pusat pemerintahan itu didasari suatu kajian yang benar-benar komprehensif," kata Enny, kepada wartawan, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2017).

"Tidak hanya karena letupan persoalan Pilkada DKI, banjir, kemacetan, karena ini persoalan negara." 

(Baca: Begini Arahan Jokowi untuk Pemindahan Ibu Kota)

Pasalnya, lanjut dia, rencana pemindahan ibu kota sudah digagas sejak pemerintahan Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, dan belum dapat terlaksana.

Banyak tahapan yang harus dilalui pemerintah sebelum memindahkan ibu kota. Utamanya, dengan membuat kajian yang komprehensif, membuat blue print, peta jalan, dan lain-lain.

Enny memandang pemerintah mulai serius melakukan perencanaan secara konkret. '

Hal ini dapat terlihat dari target Bappenas yang akan menyelesaikan kajian pada tahun ini dan mulai mengurusi administrasi pada tahun 2018 mendatang.

Jangan sampai rencana pemindahan ibu kota menjadi polemik di daerah-daerah yang disebut-sebut akan menjadi ibu kota baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Lowongan Kerja BUMN Pegadaian untuk S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Lowongan Kerja BUMN Pegadaian untuk S1, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Soal Impor KRL Bekas, Kemenperin: Acuannya BPKP, Tak Perlu Impor

Soal Impor KRL Bekas, Kemenperin: Acuannya BPKP, Tak Perlu Impor

Whats New
Jelang 'Long Weekend', IHSG dan Rupiah Ditutup Turun Tipis

Jelang "Long Weekend", IHSG dan Rupiah Ditutup Turun Tipis

Whats New
Bersiap IPO, RelifeAsia Berencana Bagikan Dividen Sebesar-besarnya 50 Persen dari Laba

Bersiap IPO, RelifeAsia Berencana Bagikan Dividen Sebesar-besarnya 50 Persen dari Laba

Whats New
Cara Ganti Nama dan Domain Toko di Tokopedia

Cara Ganti Nama dan Domain Toko di Tokopedia

Whats New
HRTA Bakal Tebar Dividen, Cek Jadwalnya

HRTA Bakal Tebar Dividen, Cek Jadwalnya

Whats New
Daging Sitaan Bea Cukai Diperebutkan Warga di TPA, Ternyata Nilainya Rp 2,17 Miliar

Daging Sitaan Bea Cukai Diperebutkan Warga di TPA, Ternyata Nilainya Rp 2,17 Miliar

Whats New
Klaim Asuransi Kredit Naik, Perusahaan Bakal Berbenah

Klaim Asuransi Kredit Naik, Perusahaan Bakal Berbenah

Whats New
Menyelisik Cara Sekar Arum Tingkatkan Kualitas Produk Kacamata Blushing

Menyelisik Cara Sekar Arum Tingkatkan Kualitas Produk Kacamata Blushing

Smartpreneur
Disokong KPR dan UMKM, OCBC NISP Klaim Kredit Ritel Tumbuh 15 Persen

Disokong KPR dan UMKM, OCBC NISP Klaim Kredit Ritel Tumbuh 15 Persen

Whats New
Kemenaker Akan Keluarkan Pedoman Pencegahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Kemenaker Akan Keluarkan Pedoman Pencegahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Rilis
UMKM Perlu Benahi Pengaturan Keuangan, OCBC NISP Luncurkan Nyala Bisnis

UMKM Perlu Benahi Pengaturan Keuangan, OCBC NISP Luncurkan Nyala Bisnis

Whats New
Kemenaker Sebut Kerja Sama Bilateral yang Baik Akan Tingkatkan Pelindungan bagi Pekerja Migran

Kemenaker Sebut Kerja Sama Bilateral yang Baik Akan Tingkatkan Pelindungan bagi Pekerja Migran

Whats New
Sampoerna Tegaskan Komitmen Manfaatkan Tembakau dan Cengkeh Lokal

Sampoerna Tegaskan Komitmen Manfaatkan Tembakau dan Cengkeh Lokal

Whats New
Pemerintah Naikkan Anggaran Perlindungan Sosial 2024 hingga RP 546,9 Triliun

Pemerintah Naikkan Anggaran Perlindungan Sosial 2024 hingga RP 546,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+