Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milenial, Ayo Investasikan Uang Receh untuk Investasi

Kompas.com - 06/03/2019, 19:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, investasi sering disalahpahami sebagai judi atau usaha yang membutuhkan modal besar.

Untuk itu, sebuah aplikasi investasi, Raiz Investment ingin mengubah paradigma tersebut.

"Tidak banyak yang mengetahui bahwa mereka sebenarnya dapat memulai berinvestasi dari jumlah uang yang kecil, tanpa harus mengubah gaya hidup mereka," Melinda N Wiria, Chief Executive Officer Raiz Invest Indonesia di Seribu Rasa Jakarta, Rabu (6/03/2019).

Baca juga: Penasaran Investasi Sukuk Ritel? Ini Tipsnya Supaya Untung!

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, hingga bulan Mei 2018 terdapat 190,5 juta penduduk berusia 15 tahun. Dari jumlah tersebut, hanya 17,8 persen atau sekitar 33,9 juta penduduk yang setidaknya memiliki satu rekening bank.

Selain itu, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, sampai bulan Juli 2018 jumlah investor reksa dana di Indonesia baru mencapai 820.000 orang.

Oleh sebab itu, untuk menbantu milenial berinvestasi, Raiz yang dulunya dikenal sebagai Acorn, meluncurkan aplikasi Raiz Invest. Aplikasi Raiz adalah aplikasi yang memungkinkan penggunanya berinvestasi kecil-kecilan dengan kembalian belanja.

Baca juga: Apakah Kamu Termasuk Milenial yang Ogah Investasi?

Pengguna dapat mengumpulkan uang receh dan menginvestasikannya secara otomatis di pasar modal.

Cara kerja aplikasi Raiz adalah dengan mengumpulkan uang receh pengguna yang diperoleh dari selisih perbelanjaan. Saat mendaftarkan diri di Raiz, pengguna dapat menghubungkan kartu debit atau e-wallet.

Saat ini, Raiz telah bekerjasama dengan satu bank yang mempunyai aplikasi mobile banking, dan dua buah e-wallet.

Baca juga: Milenial Dominasi Investasi Sukuk Tabungan ST-003

Setiap kali pengguna berbelanja dengan aplikasi tersebut, Raiz akan melakukan pembulatan setiap traksaksi ke kelipatan Rp 5.000 terdekat. Misalnya, bila pengguna berbelanja Rp 23.000, maka Akan dibulatkan menjadi Rp 25.000 sehingga yang diambil untuk membeli instrumen reksadana hanya Rp 2.000.

Bila belanja Rp 14.999, Raiz hanya membulatkan Rp 15.000 sehingga hanya Rp 1 yang diambil untuk investasi.

Saldo yang diambil lama-lama akan terkumpul sampai Rp 10.000 untuk dibelikan instrumen reksadana sesuai keinginan pengguna. Bila belum mencapai Rp 10.000, maka saldo tersebut akan tersimpan di aplikasi.

Baca juga: Buka Usaha Perlu Modal Besar? Pilih Investasi Bisnis

"Kenapa aplikasi ini 'mencubit' dana pengguna melalui spending belanja, karena milenial itu suka spending. Liat Go-Pay promo 20 persen langsung buru-buru ambil promonya. Jadi, kita cari cara untuk mencubit dana tersebut dari perbelanjaan tanpa memberatkan penggunanya sendiri," ucap Michael Luhukay, Komisaris Raiz Invest Indonesia di Seribu Rasa Jakarta, Rabu (6/03/2019).

"Apalagi milenial itu sukanya instan, dengan cara ini investasi jadi lebih mudah dilakukan hanya dengan berbelanja kebutuhan sehari-hari" lanjutnya.

"Di Australia, Raiz telah menjadi game changer khususnya bagi kaum milenial dalam menciptakan kebiasaan berinvestasi. Aplikasi Raiz sangat cocok untuk membuka kesempatan berinvestasi khususnya anak-anak muda," ujar George Lucas, CEO of Raiz Invest Australia.

Baca juga: Tahun 2019 Potensial Untuk Memperbaiki Perencanaan Investasi

Lebih luas, PT Raiz Invest Indonesia telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dan telah memperoleh izin usaha sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dari OJK pada 10 Desember 2018. Tahun ini, Raiz resmi meluncurkan produknya di negara-negara Asia Tenggara khususnya Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com