Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Budaya Pengaruhi Rendahnya Penetrasi Asuransi Jiwa di Indonesia

Kompas.com - 28/03/2019, 06:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Investasi untuk asuransi jiwa masih belum cukup populer di Indonesia. Berdasarkan data 2017, penetrasinya sekitar 1,4 persen, bahkan di bawah Malaysia, India, Brazil, dan Columbia. Angkanya masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di atas 5 persen.

Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM UI Febrio Kacaribu mengatakan, salah satu tantangan pertumbuhan asuransi jiwa di Indonesia yakni masalah kultural dan keyakinan. Di agama tertentu menganggap bahwa asuransi membawa pada perbuatan dosa.

"Katanya asuransi haram. Padahal potensi pasar kira sangat besar. Jadi menurut saya aspek kultural ini sangat kuat," ujar Febrio di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Febrio mengatakan, banyak manfaat yang diperoleh dari asuransi jiwa. Misalnya, untuk persiapan menghadapi kepala keluarga yang meninggal dunia. Sebagai tulang punggung keluarga, tentu kondisi finansial keluarga yang ditinggalkan akan bermasalah.

Tanpa bantuan asuransi, mereka akan kesulitan. Oleh karena itu, menurut Febrio, perlu peran tokoh masyarakat serta tokoh agama untuk mengedukasi soal asuransi jiwa.

"Mereka diharapkan lebih mengedukasi dan melibatkan stakeholder untuk membuat produk ini diminati karena ini produk yang sehat," kata Febrio.

Masalah lainnya adalah penyebaran perlindungan asuransi yamg tak merata di Indonesia. Kebanyakan perusahaan asuransi masih terpusat di wilayah Jabodetabek yang pendapatan perkapitanya tinggi. Maka tak heran asuransi tumbuh di kota-kota besar karena ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi dengan daerah.

"Maka perlu edukasi lebih jauh. Meski asetnya Rp 500 triliun sudah besar, perlu peran asosiasi agar kuenya lebih besar lagi," kata Febrio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com