Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Turun, Reksa Dana Pendapatan Tetap Masih Layak Dikoleksi

Kompas.com - 16/05/2019, 15:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Reksa dana pendapatan tetap masih menarik untuk dikoleksi investor, meski kinerjanya saat ini cenderung turun.

Pada April 2019, Infovesta Fixed Income Fund Index yang menjadi acuan bagi kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap melemah 0,17 persen (mom).

Selain itu reksa dana pendapatan tetap juga terancam oleh tren kenaikan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) akhir-akhir ini.  Misalnya, yield SUN 10 tahun yang tercatat di IBPA Selasa (14/5/2019) lalu, sempat menembus level 8,05 persen sebelum akhirnya turun kembali ke level 7,97 persen sehari berselang.

Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim mengaku, kinerja reksa dana pendapatan tetap masih rentan tertekan akibat ketidakpastian global seperti perang dagang antara AS dan China.

Baca juga: Kelolaan Reksa Dana Syariah Sempat Turun Hingga Rp 4 Triliun di April 2019, Apa Sebabnya?

Sentimen tersebut berpengaruh negatif bagi pasar obligasi domestik karena yield SUN bergerak naik sedangkan harganya turun.

Sementara Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma menyebut, dalam jangka pendek volatilitas di pasar obligasi Indonesia akan membuat kinerja reksa dana pendapatan tetap sulit untuk bangkit.

Namun, karena reksa dana ini dapat diposisikan sebagai instrumen jangka menengah hingga panjang, investor tetap dapat membelinya.

Justru, kesempatan untuk membeli reksa dana pendapatan tetap sangat terbuka saat yield berada di level yang tinggi. Karena dengan begitu, harga per unit menjadi lebih murah.

Selain itu, sentimen negatif yang terjadi saat ini diyakinu hanya berlangsung dalam jangka pendek dan tidak berpengaruh besar terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

“Dalam jangka menengah dan panjang fundamental Indonesia masih solid, sehingga investor tidak perlu khawatir untuk masuk ke pasar,” kata Vivian seperti dilansir Kontan.co.id, Kamis (16/5/2019).

Baca juga: Mau Investasi? Ini Tempat Beli Reksa Dana ‘Online’

Meski begitu, dia menyarankan investor lebih memperhatikan lagi profil risikonya ketika hendak membeli reksadana pendapatan tetap, karena risiko di pasar obligasi Indonesia tengah meningkat.

Upaya diversifikasi dengan produk investasi lainnya yang lebih aman dapat menjadi pilihan bagi investor di tengah ketidakpastian pasar.

Adapun Fund Manager Insight Investment Management Genta Wira Anjalu mengatakan, investor perlu memperhatikan entry level yield SUN ketika melakukan pembelian reksa dana pendapatan tetap. Hal ini cukup penting lantaran semakin tinggi yield SUN maka semakin baik bagi investor untuk masuk ke pasar.

Selain itu, investor juga perlu mencermati karakteristik tiap reksadana pendapatan tetap. Bila investor mampu menahan investasinya secara jangka panjang, maka reksa dana pendapatan tetap yang portofolionya didominasi oleh SUN dapat dipertimbangkan.

Sebaliknya, jika jangka waktu investasi yang dilakukan investor lebih pendek, maka reksadana pendapatan tetap yang mayoritas portofolionya berupa obligasi korporasi bisa menjadi pilihan.

“Di tengah ketidakpastian yang terjadi saat ini, cukup sulit untuk membaca arah pasar ke depan sehingga penentuan karakter reksa dana pendapatan tetap dan jangka waktu investasi sangat penting bagi investor,” ucap Genta.

Nah bagaimana setelah menyimak berbagai saran dan pendapat di atas, Anda berminat untuk menambah tabungan dengan reksa dana pendapatan tetap ini? (Dimas Andi )

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Reksadana pendapatan tetap masih layak koleksi di tengah tekanan pasar obligasi


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com