Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AP I: Penangguhan Pembayaran Biaya Jasa Bandara Bukan Hal Baru

Kompas.com - 11/06/2019, 12:19 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) Devy Suradji mengatakan permohonan penangguhan biaya sewa jasa kebandaraan yang diajukan Lion Air bukanlah yang pertama dan bukan pula maskapai pertama.

"This is not the first time. And this is not the first airline. Jadi jangan salah, ini bukan maskapai pertama. Dan ini bukan pertama kalinya," kata Devy Suradji di sela-sela halal bihalal Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (10/6/2019).

Dia menyebut, beberapa maskapai seperti Wings Air, Batik Air, Garuda Indonesia, dan Sriwijaya pun pernah melakukan hal serupa. Bahkan, menurutnya semua maskapai pernah melakukan hal yang sama sehingga penundaan pembayaran adalah kejadian yang wajar.

Baca juga: Keuangan Sulit, Lion Air Ajukan Penundaan Pembayaran Jasa Bandara ke AP I

"Ada beberapa maskapai Indonesia. Semuanya dalam kurun waktu berbeda dengan cabang berbeda itu sudah pernah. Bukan melakukan penundaan tapi renegosiasi. Tidak ada yang tidak pernah melakukan regoniasisi pembayaran," papar Devy.

"Jangankan airline, kemarin Gunung Agung meletus di Bali, semua tenant di Bali mengajukan penundaan. This is not new cuma karena topiknya lagi hangat saja," lanjut Devy.

Kendati bukan hal baru, Devy pun enggan menyebut besaran angka yang ditangguhkan untuk Lion Air. Dia hanya menuturkan kewajiban yang mesti dibayar maskapai meliputi extend, parking fee, landing fee, check in counter dan baggage handling system.

"Yang benar-benar (harus dibayar) airline itu biaya parkir, extend, landing fee, dan sebagainya. Nah, biasanya maskapai mengajukan penundaan pembayaran itu kalau rutenya sepi atau turun, perubahan rute, ada bencana alam, banyak kasusnya. Kalau sudah begitu kita coba cari jalan temu," ungkap dia.

 Sebelumnya diberitakan, Lion Air mengkonfirmasi meminta penangguhan pembayaran jasa kebandaraan untuk Januari, Februari, dan Maret 2019. Namun untuk April 2019, pembayaran berjalan normal.

Kendati memohon penangguhan, Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan mengatakan Lion Air sudah melakukan tindak lanjut terkait persoalan itu saat ini, yakni dengan mulai membayar jasa bandara yang dikelola AP I.

"Sehingga penangguhan pembayaran mereka kepada kami sudah mulai diselesaikan. Terkait ke depannya mereka tetap melaksanakan kewajibannya sesuai waktunya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com