Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurs Rupiah Diprediksi Lanjutkan Penguatan Esok Hari

Kompas.com - 11/06/2019, 18:25 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Rabu (12/6/2019) diprediksi bakal menguat melanjutkan penguatan rupiah Selasa (11/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah menguat 0,07 persen ke level Rp 14.239 per dollar AS dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.250 per dollar AS. Sementara itu, di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah masih mencatatkan pelemahan tipis 0,18 persen ke level Rp 14.258 per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, rupiah cenderung menguat dalam beberapa hari terakhir terhadap dollar AS lantaran dipengaruhi oleh beberapa sentimen eksternal.

Baca juga: Kurs Rupiah Terbakar Panasnya Perang Dagang

Di antaranya, ancaman Presiden AS Donald Trump yang akan kembali menaikkan tarif impor China jika Presiden China Xi Jinping tidak hadir dalam KTT G20 akhir Juni nanti di Jepang.

Selain itu, sentimen yang mengindikasikan bahwa The Federal Reserved (The Fed) akan memangkas suku bunga acuannya kian meningkat, meskipun investor khawatir untuk menjual secara agresif sebelum KTT G20 bulan ini. Ditambah lagi, komentar dovish dari pejabat The Fed dan data ekonomi yang lemah telah mendukung harapan untuk penurunan suku bunga.

Sementara itu, data manufaktur Inggris telah lemah, memicu asumsi bahwa Bank of England (BoE) akan menurunkan suku bunganya. Namun, para pembuat kebijakan telah mengadopsi sikap hawkish yang tidak terduga.

"Bank of England mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan pasar keuangan, sebagaimana disampaikan Michael Saunders," kata Ibrahim, Selasa.

Baca juga: Rupiah Melemah Lagi, Tembus Rp 14.400 Per Dollar AS

Selain itu, prospek perdamaian di Semenanjung Korea juga menjadi samar-samar, karena Korea Utara dikabarkan tengah menggelar persiapan untuk kembali melakukan uji coba rudal balistik. 

Sedangkan dari sentimen domestik, langkah Standard and Poor (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia ke peringkat layak investasi dari BBB- menjadi BBB, membuat investor semakin yakin untuk berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah (terutama obligasi) karena kemungkinan gagal bayar semakin kecil. 

BPS juga mencatat inflasi Mei 2019 sebesar 0,68 persen secara bulanan (mom) atau menjadi 3,32 persen secara tahunan (yoy). Ibrahim menilai, bagi negara berkembang seperti Indonesia, inflasi tinggi adalah sebuah default setting.

Sebab, permintaan terus tumbuh sementara industri domestik masih mencari bentuk permainan terbaik. 

Baca juga: Kurs Rupiah Menguat Meski Dollar AS Masih Kokoh

"Ini artinya, pasokan yang tersedia niscaya belum mampu memenuhi permintaan yang terus naik," ungkapnya. 

Jadi inflasi rendah adalah sebuah berkah, karena pertanda permintaan yang tumbuh mampu dipenuhi oleh sisi penawaran. Sisi pasokan Indonesia semakin baik, dunia usaha semakin mampu untuk menyesuaikan irama permintaan konsumen.

Dalam transaksi besok, Rabu (12/5/2019), Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan menguat di kisaran level support Rp 14.205 per dollar AS, dan untuk resistance Rp 14.275 per dollar AS. Di mana, sentimen eksternal diyakini masih akan mendominasi pergerakan rupiah. (Intan Nirmala Sari)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Dapat sokongan eksternal, penguatan rupiah diramal bakal berlanjut esok hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com