Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Sebut Laut Indonesia Sering Tercemar Limbah Minyak

Kompas.com - 01/08/2019, 18:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menyebut laut Indonesia sudah sering tercemar limbah minyak kotor sebelum kebocoran minyak Pertamina terjadi.

Menurutnya, banyak pihak tidak bertanggung jawab membuang limbah minyak ke laut. Alhasil, Indonesia bersama Filipina dinobatkan menjadi tempat pembuangan limbah minyak kotor.

"Sebetulnya laut Indonesia terancam sudah lama, karena banyak praktek-praktek pembuangan oil di laut kita. Jadi Indonesia dan Filipina ini dikenal oleh kalangan pembuang limbah sebagai tempat pembuangan minyak kotor," kata Susi dalam konferensi pers bersama Pertamina di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Baca juga: Menteri Susi Minta Pertamina Pastikan Tumpahan Minyak Teratasi dengan Tuntas

Tak hanya limbah minyak, laut Indonesia saat ini juga tercemar limbah plastik yang berujung termakan biota laut.

"Kita ini terkenal sebagai negara yang lautnya digunakan untuk pembuangan minyak-minyak kotor dan pengimpor sampah-sampah kotor. Sampah kita sudah banyak ngapain lain kita impor sampah?" jelas Susi.

Untuk itu, dia pun berencana membahas masalah ini pada forum TNI Angkatan Laut mendatang. Tujuannya agar TNI mampu menjaga laut Indonesia secara maksimal.

Baca juga: Susi: Setiap Hari Akan Ada 500 Monster Sampah Plastik di Jakarta Jika....

Namun terkait tumpahan minyak yang terjadi di anjungan YY sumur YYA-1 Pertamina, Susi mengaku tidak terlalu khawatir. Sebab, Pertamina bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan secara keseluruhan, pun banyak pihak yang membantu penanganan masalah tersebut.

"Yang terjadi di Karawang dan laut utara ini, saya tidak terlalu khawatir, ada Bu Nicke, ada Bu Rini, dan kerjasama BUMN juga pasti akan meng-handle dengan baik. Kita berharap recovery-nya cepat," harap Susi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com