JAKARTA, KOMPAS.com - Zaman sekarang, orang semakin terpelajar dan tergiur untuk investasi. Sayangnya, banyak yang akhirnya tak jadi investasi karena bingung memilih instrumen yang tepat di samping banyaknya tawaran instrumen.
Daripada bingung, Anda bisa memulainya dengan investasi emas. Karena saat ini investasi emas telah menjadi primadona di berbagai kalangan usia, mulai dari generasi milenial hingga generasi baby boomers.
Kabarnya, investasi emas juga lebih untung dibanding investasi lainnya.
Lalu, apa saja keuntungan tersebut? Simak jawabannya berikut ini.
Semua negara pasti pernah mengalami krisis keuangan. Untuk terhindar dari krisis itu, sebenarnya Anda bisa mengandalkan tabungan emas yang Anda miliki untuk digunakan menjadi alat tukar saat mata uang tengah tak terkendali.
Apalagi, emas biasanya tidak terpengaruh inflasi sehingga lebih terkendali.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan, saat ini orang semakin banyak berlomba-lomba menabung emas. Tujuannya tentu saja sebagai alat tukar saat terjadi krisis.
Baca juga: Tahun Ini, Pegadaian Luncurkan Kartu Tabungan Emas Berbunga Rendah
"Dari sisi makro, saat negara mengalami krisis, emas bisa menjadi alat tukar. Hari ini banyak orang China orang Jepang beli emas, soalnya negara akan banyak tertopang oleh emas yang dimiliki masyarakatnya. Jadi kalau krisis enggak pusing lagi kita," kata Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto di Jakarta, Kamis (1/8/2019).
"Emas bisa disetarakan dengan cash kalau kita perlu duit mendadak. Kalau dicairkan itu bunganya pasti murah. Artinya, tabungan emas bisa memberikan kemudahan dan lebih menyejahterakan," pungkas Kuswiyoto.
Baca juga: Investasi Emas Cocok untuk Milenial, Ini Alasannya
Karena mampu terhindar dari inflasi dan suku bunga tinggi, investasi emas bisa dibilang lebih aman dibanding instrumen investasi lainnya. Fluktuasi emas tidak se-ekstrem fluktuasi saham maupun mata uang kripto.
Direktur Pengembangan Produk dan Pemasaran Pegadaian Harianto menyarankan, berinvestasi emaslah jika aset Anda ingin aman. Walaupun aman, ada baiknya portofolio investasi tak semuanya ditaruh di investasi emas.
Diversifikasikan sesuai profil risiko Anda.
"Kita tidak sarankan semua portofolionya di emas ya, tapi paling tidak, kalau mau aman 10 persen dari aset kita itu dalam bentuk emas," ujar Harianto.
Tak seperti saham dan mata uang kripto pada umumnya, menyimpan emas justru menghasilkan keuntungan. Pasalnya menurut Harianto, emas memang cenderung stabil dari zaman dulu hingga hari ini.
"Menyimpan emas ini tidak menghasilkan return cash flow, tapi akan menghasilkan capital gain. capital gain ini akan terasa kalau mainnya panjang, 8-10 tahun ini bisa 7-8 persen," ungkap Harianto.
"Jadi cocok untuk milenial daripada kripto yang enggak jelas naik turunnya," pungkas Harianto.
Baca juga: Semester I 2019, Deposito Emas Pegadaian Tembus 3,1 Ton
Tabungan emas ada yang berbunga namun ada juga yang tak menggunakan bunga. Di Pegadaian sendiri, tabungan emas tak akan dipotong bunga.
Pasalnya kata Kuswiyoto, Pegadaian menggunakan prinsip syar'i sehingga keuntungan yang diperoleh nasabah berasal dari harga emas itu sendiri.
"Enggak ada bunga, kita cuma potong biaya administrasi sekali saja, biaya titip istilahnya. Kalau emasnya mau dijual lagi enggak ada potongan biaya lagi," ungkap Kuswiyoto.
Baca juga: Harga Emas Melonjak, Ini Sebabnya
Tak hanya itu, Kuswiyoto pun menjamin investasi emas di Pegadaian 100 persen terjamin fisiknya meski menggunakan platform digital dalam transaksi emas, bukan hanya emas virtual yang tak ada fisiknya.
"Tabungan emas di Pegadaian 100 persen dijamin fisiknya, kalau enggak percaya datang ke Kramat. Selain itu, emasnya lebih murah dibanding harga toko karena tidak ada biaya cetak, kita itungnya per 1 kilo, bukan per 1 gram," pungkas Kuswiyoto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.