Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IBM: Kami Terus Mendukung Perdagangan Bebas...

Kompas.com - 15/08/2019, 07:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Meningkatnya ketegangan perang dagang memberikan dampak terhadap perusahaan yang berbasis di AS seperti halnya IBM.

Meski demikian, Chairman dan CEO IBM Asia Pacific Harriet Green memaparkan, ketimbang berlarut-larut memikirkan soal perang dagang, perusahaan bakal lebih fokus untuk mengembangkan produk dan layanan yang dibutuhkan oleh klien mereka di seluruh dunia.

Dia menjelaskan, naiknya kecenderungan proteksionisme di beberapa negara diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai keamanan data.

Pasalnya, salah satu yang menjadi pemicu perang dagang antara Amerika Serikat dan China lantaran pemerintahan Negeri Tirai Bambu dianggap telah melanggar hak properti intelektual perusahaan AS.

"IBM memiliki sumber daya manusia di hampir setiap negara di dunia. Dan kami bakal mencurahkan tenaga untuk mencegah eskalasi, juga membuka jalan dan yang paling penting meningkatkan skill SDM di setiap negara baik Hong Kong, India maupun Singapura," ujar dia ketika menemui awak media di sela gelaran IBM Think Singapore 2019, Rabu (14/8/2019).

Harriet menekankan, selama 108 tahun IBM menjalankan bisnisnya, IBM telah menyaksikan berbagai peristiwa terkait globalisasi maupun proteksionisme.

Dengan demikian menurut dia IBM memiliki tugas untuk memaparkan kepada publik mengenai lebih terbuka terhadap data, keamanan data juga dampak diterapkannya proteksionisme di beberapa negara.

Baca: Dongkrak Kualitas SDM Lokal, IBM Bakal Buat Sekolah Teknologi di Indonesia

"Kami bakal terus bekerja untuk bisa meningkatkan produk, meningkatkan kualitas rantai pasokan (supply chain), dan terus bekerja untuk mendukung perdagangan bebas dan global untuk terus hidup dan bergerak," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Cham Chun Sing mengungkapkan, di era disrupsi, terdapat dua hal yang menjadi kunci agar sebuah perusahaan bisa berusia panjang seperti IBM, yaitu integrasi dan inovasi.

Kondisi pasar yang dihadapkan pada ketidakpastian, ditambah pola bisnis yang kian tak tentu telah mengubah ekspektasi usia 500 perusahaan di dunia, dari yang sebelumnya bisa mencapai 50 tahun menjadi hanya 15 tahun.

"Jika kita bisa mengingat dua kata, yaitu berinovasi dan berintegrasi, saya pikir perusahaan seperti IBM dan negara seperti Singapura bakal memiliki masa depan yang cerah. Namun, jika kita kehilangan keduanya, kita selesai," ujar dia ketika memberikan paparan dalam acara yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelancaran Transportasi Jadi Tantangan di RI, RITS Siap Kerja Sama Percepat Implementasi MLFF

Kelancaran Transportasi Jadi Tantangan di RI, RITS Siap Kerja Sama Percepat Implementasi MLFF

Whats New
Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Whats New
TLPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

TLPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

Whats New
BRI Life Fokus Pasarkan Produk Asuransi Tradisional, Unitlink Tinggal 10 Persen

BRI Life Fokus Pasarkan Produk Asuransi Tradisional, Unitlink Tinggal 10 Persen

Whats New
Dukung Pengembangan Industri Kripto, Upbit Gelar Roadshow Literasi

Dukung Pengembangan Industri Kripto, Upbit Gelar Roadshow Literasi

Whats New
Agar Tak 'Rontok', BPR Harus Jalankan Digitalisasi dan Modernisasi

Agar Tak "Rontok", BPR Harus Jalankan Digitalisasi dan Modernisasi

Whats New
Emiten Beras, NASI Bidik Pertumbuhan Penjualan 20 Pesen Tahun Ini

Emiten Beras, NASI Bidik Pertumbuhan Penjualan 20 Pesen Tahun Ini

Whats New
Sri Mulyani Tanggapi Usulan Fraksi PDI-P soal APBN Pertama Prabowo

Sri Mulyani Tanggapi Usulan Fraksi PDI-P soal APBN Pertama Prabowo

Whats New
Menhub Sarankan Garuda Siapkan Tambahan Pesawat untuk Penerbangan Haji

Menhub Sarankan Garuda Siapkan Tambahan Pesawat untuk Penerbangan Haji

Whats New
Apindo: Pengusaha dan Serikat Buruh Tolak Program Iuran Tapera

Apindo: Pengusaha dan Serikat Buruh Tolak Program Iuran Tapera

Whats New
Orang Kaya Beneran Tidak Mau Belanjakan Uangnya untuk 5 Hal Ini

Orang Kaya Beneran Tidak Mau Belanjakan Uangnya untuk 5 Hal Ini

Spend Smart
Apindo Sebut Iuran Tapera Jadi Beban Baru untuk Pengusaha dan Pekerja

Apindo Sebut Iuran Tapera Jadi Beban Baru untuk Pengusaha dan Pekerja

Whats New
Emiten Produk Kecantikan VICI Bakal Bagi Dividen Tunai Rp 46,9 Miliar

Emiten Produk Kecantikan VICI Bakal Bagi Dividen Tunai Rp 46,9 Miliar

Whats New
Apa Itu Iuran Tapera yang Akan Dipotong dari Gaji Pekerja?

Apa Itu Iuran Tapera yang Akan Dipotong dari Gaji Pekerja?

Whats New
Soroti RPP Kesehatan, Asosiasi Protes Rencana Aturan Jarak Iklan Rokok di Baliho

Soroti RPP Kesehatan, Asosiasi Protes Rencana Aturan Jarak Iklan Rokok di Baliho

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com