Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milenial Perlu Siapkan Dana Pensiun Sejak Dini, Begini Tips Memulainya

Kompas.com - 20/08/2019, 08:06 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

"Yang penting adalah disiplin dan komitmen, minimal 10 persen dari penghasilan. Coba untuk disisihkan di awal. Pasti agak susah, namanya juga awal-awal. Tapi ini untuk membangun kebiasaan," kata Eko.

Bila tiba-tiba Anda mengalami kebutuhan mendesak, Eko pun tak melarang Anda menggunakan dana pensiun terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan itu.

Tapi yang jelas, pastikan Anda memiliki komitmen untuk menambah sedikit demi sedikit pemasukan untuk dana pensiun dan berusaha tak lagi memakainya.

"Boleh diambil lagi tapi enggak semua. Makin lama makin sedikit yang diambil. Jadi memang butuh komitmen sebenarnya, coba dulu di awal. Kalaupun nanti butuh, ya itu urusan nanti," terang Eko.

Baca juga: Yuk Menghitung Dana Pensiun

3. Kurangi konsumsi dan alihkan ke dana darurat

Bila Anda gemar berbelanja atau sekedar minum kopi di kafe kekinian, ada baiknya kebiasaan itu dikurangi.

Alih-alih minum kopi setiap hari atau seminggu sekali, alokasikanlah dana konsumtif tersebut ke dana darurat.

Tindakan ini, kata Eko, berguna untuk mengamankan dana pensiun bila suatu saat ada kebutuhan mendadak. Anda bisa menggunakan dana darurat ketimbang dana pensiun yang telah Anda kumpulkan.

Adapun idealnya, besaran dana darurat harus setara dengan 3 kali pengeluaran bulanan.

Baca juga: Milenial, Ini Pentingnya Siapkan Dana Darurat

"Dana darurat adalah dana yang dibutuhkan ketika ada masalah di keuangan. Maka, untuk milenial yang masih muda-muda sebenarnya 3 kali pengeluaran bulanan sudah cukup, enggak usah terlalu banyak karena masih muda," ungkap Eko.

Namun pastikan, jangan satukan simpanan dana darurat dengan simpanan dana pensiun. Dana darurat harus ditaruh di instrumen yang likuid, sementara dana pensiun mesti ditaruh dalam instrumen jangka panjang.

 

4. Pilih instrumen

Mengingat dana pensiun adalah simpanan jangka panjang, Eko menyarankan Anda untuk mencari produk yang berisiko tinggi dan return yang tinggi.

Pun produk yang minim bahkan tidak bisa tergerus inflasi.

"Bisa taruh di saham, properti, bisa juga ke investasi emas minimal. Tapi harus yang investasi, jangan produk perbankan seperti deposito. Karena produk perbankan itu bukan jangka panjang," saran Eko.

Jika Anda belum mengerti saham langsung, pelajarilah atau pilihlah instrumen lain yang bisa Anda mengerti, seperti reksa dana saham.

Anda juga bisa memulai bisnis yang keuntungannya bisa digunakan untuk dana pensiun.

"Kalau memang merasa saham terlalu sulit, mungkin milenial bisa mencoba dahulu ke reksadana. Reksadana saham itu kan ada pengelolanya, nah itu lebih aman dibanding saham langsung. Atau bisnis juga bisa. Zaman sekarang bisnis bisa digunakan sebagai dana pensiun," pungkas Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com