Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kinerja Sektor Pertanian Terus Meningkat Meski Anggaran Turun

Kompas.com - 20/08/2019, 09:44 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono menjelaskan Anggaran Kementan memang terus turun dari tahun ke tahun.

Pada 2015 adalah yang tertinggi yaitu Rp 32,72 triliun. Kemudian pada 2016 turun jadi Rp 27,72 triliun dan menjadi Rp 24.23 triliun pada 2017).

Selanjutnya, anggaran turun kembali ke angka Rp 23,90 triliun pada 2018 dan Rp 21,71 triliun pada 2019. Data terbaru menyebutkan, anggaran pada 2020 ditetapkan sebesar Rp 21,05 triliun.

Menanggapi pertanyaan beberapa kalangan terkait makin menurunnya anggaran pembangunan sektor pertanian, Momon menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Baca juga: Bappenas: Program Kementan Terbukti Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Kementan selama 5 tahun terakhir, akunya, telah bekerja sangat keras untuk terus meningkatkan produksi dan mencukupi ketersediaan pangan.

"Menteri Pertanian (Mentan) sebagai policy maker secara cerdas dan berani telah menetapkan 80 persen anggaran Kementan fokus untuk kesejahteraan petani. Alokasi anggaran untuk pembangunan pertanian diperkuat luar biasa," kata Momon melalui rilis tertulis, Selasa (20/8/2019).

Program unggulan seperti penyediaan benih unggul, alat mesin pertanian (Alsintan), pupuk, dan ketersediaan irigasi menjadi fokusnya.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) secara khusus juga telah memberikan apresiasi belanja barang dalam program Kementan karena dinilai memacu pertumbuhan ekonomi di daerah.

"Kementan tidak terlalu risau terkait ini. Menilik capaian kinerja Kementan selama 5 tahun, faktanya penurunan anggaran bukan menurunkan kinerja. Namun, indikator kinerja makro Kementan selama 2014-2018 malah terus meningkat," jelas Momon.

Mentan Andi Amran Sulaiman Dok. Humas Kementan Mentan Andi Amran Sulaiman

Sinyal positif

Menurut Momom, data Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Bappenas menjadi sinyal positif fakta capaian Kementan.

Pertama, Indikator Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Pertanian dahulu pada akhir tahun 2014 hanya mencapai Rp 880,40 triliun.

Kemudian meningkat secara signifikan setiap tahunnya, yaitu mencapai Rp 906,80 triliun (2015), Rp 936,40 trilliun (2016), Rp 969,80 triliun (2017), dan kenaikan tertinggi terjadi pada 2018 mencapai Rp 1.005,40 triliun.

Kedua, nilai Investasi Pertanian Indonesia turut pula meningkat dan menggambarkan sektor pertanian makin menjanjikan.

 

Baca juga: Ribuan Sawah di Lebak Kering, Kementan Galakkan Asuransi Pertanian

Pada akhir 2014 nilai investasinya hanya sebesar Rp 44,80 triliun, kemudian berturut turut pada tahun berikutnya sebesar Rp 43,10 triliun (2015), Rp 45,40 triliun (2016), Rp 45,90 triliun (2017)dan Rp 61,60 triliun pada 2018.

Capaian ini merupakan akibat deregulasi atau kemudahan usaha bagi para investor, khususnya di sektor pertanian dalam empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com