Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi RI Terkerek oleh Turunnya Suku Bunga Global

Kompas.com - 20/08/2019, 17:18 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve akhirnya menurunkan suku bunga mereka menjadi di kisaran 2 persen hingga 2,5 persen pada akhir Juli lalu.

Keputusan tersebut menyusul banyaknya ketidakpastian di pasar global terkait konflik dagang, masalah geopolitik, dan kebijakan suku bunga yang menekan sentimen bisnis dan perdagangan global.

"Inflasi yang rendah dan terus berada di bawah target membuat The Fed mengubah postur kebijakannya menjadi lebih akomodatif," ujar Chief Economist and Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Per Juli 2019 ini, biro statistik Uni Eropa mencatatkan tingkat inflasi di kawasan negara tersebut tumbuh melambat sebesar 1 persen. Angka tersebut kian menjauh dari target Bank Sentral Eropa yang berada di bawah 2 persen.

Baca : Ini Saham-saham yang Diuntungkan Penurunan Suku Bunga Acuan BI

Sementara Amerika Serikat mencatatkan target inflasi sebesar 2 persen dengan realisasi inflasi pada Juli 2019 sebesar 1,8 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

"Kondisi ini akan menciptakan iklim lower rate for longer di mana bank sentral akan menjaga tingkat suku buga di level rendah secara berkepanjangan untuk mencapai target inflasinya," jelas Katarina.

Investor bakal cenderung melakukan aksi global yield hunt atau mencari negara yang memberikan imbal hasil lebih baik dibandingkan negara lain. 

Tren turunnya suku bunga global akibat perubahan kebijakan The Fed tersebut bakal menjadi stimulus bagi perekonomian Indonesia di paruh kedua tahun ini, terutama jika ada perbaikan tensi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

"Pelonggaran moneter global akan menjadi tema investasi yang dominan dan menguntungkan kawasannegara berkembang didukung dari invetsor yang mencari imbal hasil atraktif. Pelonggaran moneter global akan memberi dukungan bagi perekonomuan global dan Indonesia di paruh kedua 2019," jelas Katarina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com