Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Insentif untuk Genjot Pertumbuhan Kendaraan Listrik Belum Cukup

Kompas.com - 27/08/2019, 14:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah serius menggarap industri kendaraan listrik di tanah air. Payung hukum telah diterbitkan dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 Tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan.

Berbagai pertimbangan kebijakan pun diambil guna mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik, seperti tax holiday, dihilangkannya PPnBM, kebal ganjil genap, hingga pembebasan biaya parkir.

Kendati banyak kebijakan yang diambil, Ketua Kamar Dagang Rosan Roeslani mengatakan, insentif tersebut masih belum cukup untuk menggejot pertumbuhan mobil listrik. Perlu ada insentif tambahan lain mengingat biaya mobil listrik 6 kali lebih mahal ketimbang mobil berbahan bakar.

"Tesla bea masuknya masih kena 50 persen, kena lagi PPh 10 persen, PPn 10 persen. Jadi memang ada cost-cost tinggi inilah apakah kita perlu dorong untuk menberikan insentif lagi," kata Rosan Roeslani di Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Insentif yang telah diberikan pemerintah seperti bebas PPnBM, kata Rosan, memang sebenarnya sudah tidak membebankan pelaku industri sejak tahun 2013. Sebab, PPnBM hanya untuk luxury tax dengan kendaraan di atas 3.000 cc.

Jadi, kendaraan listrik memang seharusnya tidak dikenakan PPnBM. Bukan diambil sebagai kebijakan pemerintah untuk menggenjot laju pertumbuhan kendaraan listrik.

"Kita baru tahu juga, ternyata PPnBM untuk EV (electric vehicle) sudah enggak kena. Karena PPnBM dikenakan hanya untuk luxury tax di atas 3.000 cc sementara mobil listrik kan emang enggak ada cc. Jadi perlu ada kebijakan lagi untuk mempercepat pertumbuhan," ungkap Rosan.

Adapun insentif tersebut bisa berupa membebaskan bea masuk selama 3 tahun pertama, atau insentif lain yang bisa didiskusikan antara pelaku usaha dan pemerintah.

"Jadi memang perlu ada terobosan baru lagi nih. Kalau menurut pelaku usaha, PPnBM kurang karena dulu juga enggak kena. inilah peran yang kita jalankan untuk terus memberikan masukan, keliatannya kita perlu memberikan insentif lebih banyak lagi meski pemerintah policy-nya sudah bagus," pungkas Rosan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com