Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Tren yang Patut Dilirik Industri Kecantikan di Era Beauty 4.0?

Kompas.com - 28/08/2019, 18:09 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Industri kecantikan saat ini menjadi salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia.

Di era beauty 4.0, kecantikan tak lagi milik diri sendiri atau personal beauty, tapi bergeser menjadi social beauty.

Munculnya beauty influencer menambah faktor pendorong bagi masyarakat untuk menjadi konsumen produk kecantikan karena “keracunan” dengan review yang diberikan.

Dalam hal ini, media sosial memang punya peranan sangat penting sebagai kanal pemasaran. Pelaku bisnis kecantikan dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan usahanya.

Baca juga: Huda Kattan dan Kecantikan Senilai 1 Miliar Dollar AS

Startup penyedia point of sale, Moka, meluncurkan data mengenai tren bisnis kecantikan di era beauty 4.0, di tengah berkembangnya revolusi industri.

Data Moka memperlihatkan bahwa calon konsumen terlebih dulu berselancar di Instagram maupun Youtube sebelum melakukan perawatan.

Di era digital seperti saat ini, semua lini bisnis harus berinovasi atau tergerus mati.

Oleh karena itu, pelaku bisnis kecantikan disarankan untuk mengunggah konten terbaik mereka mengenai produk, salon, maupun klinik kecantikan mereka.

Baca juga: Enggak Boleh Lengah, Ini Kiat Agar UKM Bisa Sukses di Era Industri 4.0

Moka juga memiliki data internal yang diperoleh periode Januari hingga Juli 2019 mengenai kebiasaan belanja konsumen bisnis kecantikan di Indonesia.

Berdasarkan data Moka, sebagaimana disampaikan dalam keterangan resminya, tahun ini, perawatan wajah menjadi jenis perawatan terpopuler yang dilakukan konsumen di salon. Tak heran, mengingat wajah merupakan bagian tubuh yang paling menentukan kesan pertama.

“Jenis perawatan lain yang tak kalah kondang di kalangan pelanggan adalah perawatan rambut, perawatan kuku, eyelash extension , perawatan tubuh, dan waxing,” ujar Vice President Marketing and Brand Moka, Bayu Ramadhan.

Untuk perawatan rambut, menggunting menjadi perawatan yang paling banyak dilakukan pelanggan di salon.

Baca juga: Asyik, PNS 4.0 Bisa Kerja dari Rumah dan Dapat Single Salary...

Harga yang dipatok untuk jasa menggunting rambut di Indonesia bervariasi. Salon di daerah Jabodetabek memasang tarif paling tinggi, yakni berkisar di angka Rp140.000.

Di urutan kedua, ada Bali yang rata-rata memasang harga Rp 10.000-15.000 lebih rendah dibandingkan di Jabodetabek. Kemudian, diikuti oleh salon di daerah Surabaya, Medan, dan Makassar yang mematok tarif Rp 65.000-80.000.

“Kisaran harga ini bisa menjadi dasar bagi pelaku bisnis kecantikan untuk menentukan tarif, agar tak kemahalan maupun kemurahan,” kata Bayu.

Jika mematok harga lebih tinggi, kata Bayu, pastikan tempat usaha tersebut memiliki faktor X yang mengundang pelanggan untuk datang.

Baca juga: Industri 4.0 dan Pekerjaan Masa Depan

Untuk perawatan kuku, nail art menjadi jenis perawatan paling hits sepanjang 2019. Desain unik serta tambahan stiker warna-warni menjadi pilihan favorit para konsumen yang kebanyakan kaum hawa.

Perawatan kuku lain yang digemari adalah nail polish serta manicure-pedicure.

Data Moka mengungkap bahwa hari Selasa, Kamis, dan Jumat, sekitar pukul 15.00 hingga 16.00 menjadi waktu yang paling disenangi pelanggan untuk merawat kuku.

Sebab, diperkirakan pada hari kerja pelanggan menginginkan perawatan yang cepat, namun berdampak signifikan bagi penampilan.

Meski bukan yang terpopuler di kalangan pelanggan, ternyata spa menjadi perawatan yang mendatangkan paling banyak untung. Sebab,untuk menikmati spa selama 1,5 sampai 2 jam, konsumen harus merogoh kocek hingga Rp 500.000.

Harga tersebut paling mahal jika dibandingkan pijat atau terapi yang rata-rata sebesar Rp 400.000, perawatan kuku sekitar Rp250.000, dan perawatan rambut sekitar Rp 200.000.

Selain menyediakan jasa perawatan, salon maupun klinik biasanya menawarkan produk kecantikan.

Baca juga: Berapa Besaran Kompensasi Bagi Konsumen yang Kena Pemadaman Listrik PLN?

Riset Moka menunjukan bahwa shampo menjadi produk yang paling laris manis dijual di salon maupun klinik kecantikan. Kemudian, diikuti dengan krim jerawat, minyak esensial dan krim malam.

Produk yang dijual di salon biasanya laku karena testimoni dari mulut ke mulut serta kepiawaian pegawai dalam berpromosi.

“Di sinilah pentingnya mengedukasi pegawai agar memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait produk-produk yang dijual,” kata Bayu.

Selain perawatan dan produk favorit, waktu favorit untuk melakukan perawatan di salon juga menjadi informasi yang tak kalah penting bagi pelaku bisnis kecantikan.

Baca juga: Beauty Influencer Bikin Penjualan Produk Kecantikan Kian Laris Manis

Data Moka menunjukan bahwa waktu paling disukai pelanggan untuk melakukan perawatan di salon maupun klinik kecantikan adalah Sabtu dan Minggu dari pukul 14.00 hingga 17.00.

Periode tersebut dipilih pelanggan karena sebagian besar tidak sempat melakukan perawatan di hari kerja.

Agar tidak merugi di waktu sepi, pengelola salon dapat berstrategi dengan memberikan harga miring untuk perawatan tertentu atau memberikan bonus produk bagi pelanggan yang telah mengambil paket yang ditentukan.

“Data Moka menunjukan bahwa promo demikian sukses menarik pelanggan,” kata Bayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com