Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samsung Hentikan Produksi Ponsel di China

Kompas.com - 05/10/2019, 12:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN

HONG KONG, KOMPAS.com - Raksasa elektronik Samsung pada pekan ini mengumumkan penutupan pabrik ponselnya di China. Pabrik Samsung berlokasi di kota Huizhou.

Dilansir dari CNN, Sabtu (5/10/2019), ada beberapa alasan Samsung memutuskan untuk menghentikan produksi ponselnya di China. Pertama, pangsa pasar ponsel Samsung di Negeri Tirai Bambu tersebut kian menciut.

Selain itu, upah buruh di China juga menanjak. Akhirnya, Samsung memutuskan untuk fokus pada pasar-pasar lainnya yang dianggap lebih menjanjikan.

"Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi di fasilitas produksi kami, Samsung Electronics telah sampai pada keputusan sulit untuk menghentikan operasi (pabrik) Samsung Electronics Huizhou," tulis Samsung dalam keterangannya.

Baca juga: Laba Samsung Anjlok 56 Persen, Apa Sebabnya?

Samsung enggan memberikan penjelasan terperinci, termasuk kapan persisnya operasi di pabrik tersebut dihentikan dan jumlah pegawai yang bekerja di sana.

Di masa jayanya, pabrik Samsung tersebut merupakan yang terbesar di China. Pabrik di Huizhou memproduksi seperlima dari seluruh ponsel yang dijual di China.

Langkah tersebut diambil setelah Samsung mengalami penjualan yang mengecewakan selama bertahun-tahun di China akibat sejumlah faktor.

Per kuartal I 2019 lalu, Samsung hanya menguasai 1 persen pangsa pasar ponsel di China. Ini berdasarkan data Counterpoint Research.

Baca juga: Anak Usaha Samsung Bidik Pasar Indonesia

Pangsa pasar Samsung di China terus merosot sejak akhir tahun 2016 silam. Kala itu, Samsung dihantam penurunan permintaan secara tajam, menyusul peristiwa ponsel Galaxy Note 7 yang meledak.

Flora Tang, analis riset di Counterpoint Research menyebut, terlambatnya respons Samsung atas situasi tersebut menyebabkan kepercayaan konsumen menurun tajam.

Sebelum peristiwa itu, Samsung adalah satu dari lima produsen ponsel papan atas China. Pada tahun 2013, Samsung menguasai 20 persen pangsa pasar ponsel di Negeri Tirai Bambu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com