Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Prestasi Sektor Pertanian di Penghujung Pemerintahan Jokowi-JK...

Kompas.com - 08/10/2019, 07:30 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan di penghujung pemerintahan Jokowi-JK khususnya sektor pertanian, berhasil mencetak prestasi besar.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton pertama dalam sejarah.

"Kemudian peningkatan PDB sektor pertanian menjadi nomor 5 di dunia saat ini. Kemudian, untuk Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) mampu tumbuh 3,7 persen dari target 3,5 persen," ungkapnya melalui rilis tertulis, Senin (8/9/2019).

Capaian sektor pertanian lainnya, sebut Amran, di Indonesia berhasil wujudkan swasembada beras.

Baca juga: Kementan Prediksi Harga Beras hingga Awal 2020 Stabil

Pada 1984, Indonesia pertama kalinya meraih swasembada beras dengan jumlah penduduk 162 juta, tapi terdapat impor sekitar 414 ribu ton.

Adapun, untuk definisi swasembada oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada waktu itu disebut swasembada bila mampu mencukupi sendiri dan impor maksimal 10 persen.

"Nah, pada 2019 dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa membutuhkan pasokan 2,5 juta ton beras per bulan atau 29,5 juta ton per tahun, faktanya tercukupi dari produksi petani sendiri dan kini stok beras di Bulog ada 2,5 juta ton," tegasnya.

Bantuan untuk Morowali

Selain itu, Amran menyebutkan selama pemerintahan Jokowi-JK, Kementan telah banyak berkontribusi memajukan sektor pertanian di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah sebagai Bumi Tepe Asa Moroso.

Bantuan diberikan berupa alat mesin pertanian (Alsintan), benih padi, jagung, bibit kelapa dalam, cengkeh, pala dan bantuan pelatihan untuk petani.

"Kalau jumlah bantuan pertanian dan desa untuk Sulawesi Tengah selama 5 tahun mencapai Rp 8 triliun. Jadi itu namanya jauh di mata dekat di hati dan hari ini kami datang membawa bantuan Alsintan senilai Rp 4 miliar," tegas Amran.

Mentan pun melakukan gerakan mekanisasi panen dan olah tanah serta pertanian organik di Desa Solonsa Jaya, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali.

 

Baca juga: Lahan di Ponorogo Kekeringan, Kementan Sarankan Pompanisasi

Gerakan ini merupakan langkah kongkret Kementan guna memacu peningkatan produksi padi di musim kemarau dan kesejahteraan petani.

"Kami mendukung gerakan panen padi organik dan olah tanah serta tanam dengan mekanisasi ini karena dipastikan meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani," ujarnya.

Selain itu, lanjut Amran, dapat menumbuhkan inovasi baru seperti pestisida organik, pupuk organik, dan pengendalian gulma organik di tingkat petani.

"Saya juga apresiasi alat penyiangan dan inovasi petani. Kami dorong untuk cepat dipatenkan. Kami bantu secara gratis dan royalti kami berikan langsung kepada petani," jelas Amran.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com