Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bank Besar Kuasai 53 Persen Aset Perbankan Indonesia, Siapa Saja?

Kompas.com - 15/10/2019, 07:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan aset perbankan di Tanah Air masih didominasi oleh bank besar.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mencatat, per Juli 2019 total aset kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV dengan modal di atas Rp 30 triliun sudah mencapai 4.396,67 triliun.

Jumlah tersebut setidaknya mewakili sekitar 53,23 persen total aset perbankan secara industri yang mencapai Rp 8.258,88 triliun pada periode akhir Juli 2019.

Angka itu naik dari tahun sebelumnya yang baru sebesar 50,12 persen. Peningkatan aset BUKU IV secara industri disebabkan oleh masuknya PT Bank Panin Tbk ke BUKU IV.

Baca juga: Masih Ada 7 Persen, Tengok Bank yang Tawarkan Bunga Deposito Tertinggi

Catatan saja, hingga akhir Agustus 2019 lalu Bank Panin mencatat total asetnya sudah mencapai Rp 193,2 triliun (unaudited). Masuknya Bank Panin ke kelompok BUKU IV makin memperkuat dominasi bank kelas kakap di Indonesia.

Terbukti, BUKU IV yang terdiri dari enam bank yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Bank Panin melesat naik 15,5 persen secara year on year (yoy) per Juli 2019.

Pertumbuhan tersebut praktis melampaui pertumbuhan aset secara industri yang hanya naik 8,74 persen secara tahunan.

Kendati demikian, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya tak yakin aset perbankan masih bisa tumbuh dua digit di akhir 2019. Hal ini tentu tidak terlepas dari perlambatan laju kredit yang menerpa industri perbankan.

"Aset itu berkembang dari dua faktor, pertama DPK (dana pihak ketiga) dan laba," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (14/10/2019).

Baca juga: Saat Sri Mulyani Senang Dibisiki dan Perbankan Mulai Tertekan...

Nah, menurut Jahja sampai saat ini pertumbuhan DPK secara industri masih terbilang seret. Walau sudah mengalami perbaikan dibandingkan pertengahan tahun 2019.

Dus, BCA memandang pada akhir tahun ini aset BCA hanya akan tumbuh satu digit saja. "Rasanya kalau total aset tumbuh double digit, berat juga," lanjutnya.

Sampai saat ini pertumbuhan aset di BCA masih di kisaran 7 persen.

Ruang peningkatannya menurut Jahja bisa mencapai 9 persen, maksimal 10 persen di akhir tahun. Tentunya dengan asumsi pertumbuhan kredit berada pada level yang seimbang.

Lagipula, dibandingkan dengan perbankan pada umumnya, jumlah DPK BCA masih relatif tebal, terbukti dari loan to deposit ratio (LDR) yang ada di level 79 persen-80 persen.

"Di samping dana masih baik, profit juga terus bertambah dan mengikuti pertumbuhan kredit," sebutnya.

Baca juga: Menyambungkan Startup dengan Perbankan dan Investor

Sekadar catatan, per Agustus 2019 lalu total aset BCA (unaudited) mencapai Rp 866,66 triliun atau masih tumbuh sebesar 10,66 persen secara yoy.

Sementara itu sebelumnya, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menyatakan pada kuartal IV-2019 aset masih bisa naik. Tentunya dengan potensi penyaluran kredit yang diramal meningkat di kuartal IV-2019.

Bank berlogo 46 ini optimistis aset masih bisa tumbuh di kisaran 12 persen-13 persen secara yoy di penghujung tahun.

"Dengan pertumbuhan kredit pada kisaran 13 persen-15 persen sebagai pendorong pertumbuhan aset," katanya.

Untuk menopang pertumbuhan tersebut, pihaknya akan fokus mendorong pertumbuhan anorganik. Beberapa strategi yang dipersiapkan antara lain seperti akuisisi dan penguatan modal anak perusahaan yang kemungkinan dilakukan oleh BNI.

Baca juga: CAR Perbankan di Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Namun, Herry juga menambahkan, rencana penguatan modal anak usaha untuk mendorong kinerja perusahaan secara konsolidasi masih dalam tahap pengkajian.

"Ini merupakan strategi jangka menengah-panjang BNI dalam menopang pertumbuhan aset," sambungnya.

Bukan cuma BUKU IV yang mendominasi aset perbankan secara industri. BUKU III dengan modal inti sebesar Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun juga masih cukup kuat.

Tercatat per Juli 2019 total aset BUKU III masih sebesar Rp 2.595,47 triliun walau turun 0,12 persen secara yoy. Realisasi tersebut nyatanya mewakili 31,42 persen aset perbankan secara industri.

Meski begitu, porsi aset BUKU III terhadap industri menurun jika dibanding Juli 2018 yang mencapai 34,21 persen.

Salah satu bank BUKU III terbesar yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan beberapa pekan lalu bahwa pihaknya tak mau mematok target aset terlalu tinggi. Lantaran tengah mempersiapkan diri untuk ekspansi di 2020 sambil melakukan perbaikan kualitas aset.

Alhasil, BTN menargetkan aset akan tumbuh di level 7 persen-9 persen di akhir tahun sejalan dengan kredit. (Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Per akhir Juli, enam bank besar menguasai 53,23% aset perbankan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com