Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Dukungan BUMN, Merpati Airlines Bangkit dari Mati Suri

Kompas.com - 17/10/2019, 05:11 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Maskapai Merpati Nusantara Airlines akhirnya bangkit dari mati suri. Maskapai pelat merah itu mendapat suntikan modal setelah lima tahun mati suri.

Sejak 2014 Merpati terpaksa harus menghentikan operasi lantaran terbelit utang hingga Rp 9,9 triliun. Padahal, sejak 1962 maskapai tersebut telah menghiasi langit Indonesia.

Urat nadi Merpati kembali berdenyut setelah mendapat bantuan dari 10 perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Kesepuluh perusahaan milik negara itu memberi pekerjaan untuk Merpati setelah lima tahun menganggur.

Baca juga : Utang Merpati Airlines Turun Rp 4,4 Triliun, Kok Bisa?

Sepuluh BUMN tersebut ialah PT Garuda Indonesia, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), Perum Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), serta Himbara yang terdiri dari Bank BTN, Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI.

Bersama Garuda Indonesia, Merpati bekerja sama dalam bidang pelayanan kargo udara, ground handling, maintenance repair & overhaul (MRO), dan training center.

“Komitmen sinergi kerja sama bisnis ini kami harapkan dapat menjadi momentum penting bagi Merpati Nusantara kembali beroperasi dan mengembangkan bisnis ke depan bersama dengan BUMN lain dalam semangat sinergi BUMN,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Garuda Indonesia Group bersama dengan beberapa BUMN lain,  seperti Semen Indonesia, Pertamina, Perum Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PLN akan mendukung pengelolaan usaha kargo milik Merpati melalui aktivitas pelayanan pengiriman barang-barang (kargo) di wilayah Papua.

Dalam hal kerja sama pengelolaan usaha maintenance, repair, and overhaul (MRO), Merpati Nusantara juga bertindak sebagai agen pemasaran yang menyediakan layanan untuk perawatan turbin dari Pertamina dan PLN yang difasilitasi oleh MRO Merpati Nusantara Group dan Garuda Indonesia Group.

Adapun dalam usaha training centre, Garuda Indonesia akan berpartisipasi dalam mengelola pusat pendidikan milik Merpati Nusantara agar ke depan unit usaha ini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan besar Merpati.

“Melalui sinergi ini, Garuda Indonesia, Kementerian BUMN, serta BUMN lain berharap dapat memberikan dukungan positif bahwa Merpati dapat memaksimalkan potensi yang ada sehingga ke depan diharapkan Merpati dapat terus meningkatkan kinerja dan menjadi kekuatan baru untuk penyedia layanan transportasi udara di Indonesia,” kata Ari.

Kendati begitu, Merpati belum bisa beroperasi seperti sedia kala. Sebab, maskapai yang dipimpin oleh Asep Eka Nugraha itu belum mendapat izin untuk melayani penumpang.

Perusahaan itu hanya diberi tugas untuk melayani pengantaran kargo untuk wilayah Indonesia bagian timur. Itu pun Merpati harus meminjam pesawat milik Garuda Indonesia.

Sebab, armada milik Merpati tidak laik terbang dan belum mendapat izin dari Kementerian Perhubungan untuk melayani penumpang.

Sebagai langkah awal, Garuda akan meminjamkan tiga pesawatnya. Pada 2020, Garuda akan menambahkan lima pesawat lagi untuk Merpati.

Namun, peminjaman pesawat itu tak cuma-cuma alias gratis. Merpati harus menanggung biaya operasional pesawat tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com