Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Pasar Modal RI Dicemburui Negara Tetangga

Kompas.com - 26/10/2019, 15:10 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pasar modal dalam negeri mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen, mengatakan beberapa negara tetangga mengalami pertumbuhan negatif dalam hal jumlah emiten. Dia mencontohkan jumlah emiten di pasar modal Singapura yang sulit bertambah karena pasar modal di Negeri Singa sudah jenuh.

"Pasar modal Indonesia dicemburui negara tetangga, karena dengan kondisi perekonomian global kita masih bisa tumbuh dengan meyakinkan," kata Hoesen dalam sharing session dengan media di Lombok, Jumat (25/10/2019).

Baca juga: Periode Kedua Jokowi, Dirut BEI Ingin Lebih Banyak BUMN Melantai di Bursa

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Ernst and Young Global IPO Trends kuartal III-2019, pertumbuhan perusahaan tercatat di Singapura negatif 4,8 persen.

Pasalnya, jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa Singapura per 18 Oktober 2019 hanya mencapai 11 perusahaan. Sementara, di Indonesia, pada periode yang sama ada 41 perusahaan yang melantai di bursa.

Hoesen mengatakan, Indonesia masih memiliki ruang yang sangat besar untuk tumbuh. Sebab hingga saat ini, jumlah investor ritel dalam negeri belum mencapai 1 persen dari populasi penduduk.

Baca juga: Grand Indonesia dan Plaza Indonesia Gelar Pesta Diskon Akhir Tahun

Dalam hal jumlah emiten, Indonesia juga cenderung lebih sedikit jika dibanding negara lain. Hingga saat ini, Indonesia memiliki 655 emiten..

Sebagai informasi, secara pertumbuhan jumlah investor terus meningkat dari tahun ke tahun. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat hingga 23 Oktober 2019, jumlah investor di pasar saham berjumlah 2,28 juta investor. 

Investor saham telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat atau sebesar 194 persen sejak tahun 2014, menjadi sebanyak 1,055 juta investor. Kemudian, investor reksa dana juga mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat atau sebesar 345 persen sejak tahun 2014 menjadi sebanyak 1,5 juta investor.

Investor Surat Berharga Negara (SBN) pun mengalami pertumbuhan signifikan.Tercatat per Oktober 2019, investor SBN tumbuh 276 persen sejak 2014 menjadi 304.321 investor. 

Baca juga: Promo Akhir Tahun, Ada Program Harga Teman di Giant

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com