NEW YORK, KOMPAS.com - Saham Tesla melonjak tinggi dalam 6 tahun terakhir minggu ini usai perusahaan mengumumkan profit tak terduga pada kuartal III 2019. Kendati, profit tersebut bukan pencapaian yang terbesar bagi perusahaan.
Untuk itu, Tesla berharap mobil model Y yang akan diproduksi musim panas mendatang akan mendatangkan profit tidak terduga lainnya, dan bisa dibilang pencapain besar bagi perusahaan.
Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk memperkirakan produksi awal Model Y akan dilaksanakan pada musim gugur 2020.
"Tetapi kami yakin musim panas 2020 (mulai produksi)," kata CEO Tesla Elon Musk dikutip dari CNN, Senin (28/10/2019).
Baca juga: Elon Musk Jadi Tokoh Paling Inspiratif di Dunia Teknologi
Adapun rekam jejak perusahaan soal tenggat waktu untuk meluncurkan mobil baru selalu meleset. Kadang-kadang, produksi kendaraan baru juga terlambat bertahun-tahun.
Tapi pernyataan Elon Musk di atas, yang memajukan waktu produksi bisa dijadikan jaminan bahwa Model Y memang jadi fokus perusahaan.
Selain itu, Model Y merupakan kendaraan terpenting di Tesla yang telah direncanakan sejauh ini. Pada dasarnya, sebagian besar penjualan Tesla bergantung pada model mobil listrik sedan, seperti model S dan model 3.
Namun saat ini, pihak perusahaan menengarai para pembeli sedikit demi sedikit beralih ke SUV (model Y) bukan sedan.
Baca juga: Tahun 2030, Pendapatan Tesla Diprediksi Bisa 1 Triliun Dollar AS
Di Amerika sendiri, penjualan sedan turun tajam sebesar 40 persen dalam 5 tahun terakhir. Sebagian besar penjualan tersebut beralih ke SUV.
Namun, sejauh ini Tesla hanya memiliki mobil SUV dengan model X berharga mahal. Bahkan Musk mengakui baik Model X dan Model S tidak lebih dari produk khusus. Artinya, tidak terlalu signifikan bagi masa depan perusahaan.
"Karena harganya sangat mahal. Jadi kami buat dalam volume produksi yang rendah," ujar Musk.