Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Keuangan Digital di Asia Tenggara akan Capai 1 Triliun Dollar AS di 2025

Kompas.com - 31/10/2019, 05:15 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Transaksi layanan keuangan digital pada 2025 diprediksi bakal mencapai 1 triliun dollar AS di 2025 mendatang.

Besarnya nilai transaksi keuangan digital tersebut tak hanya dari perbankan saja, namun juga dikontribusi oleh industri keuangan non-bank.

Hal tersebut diungkapkan dalam laporan terbaru Google, Tamasek dan perusahaan konsultan Bain & Company dengan tajuk Fulfilling its Promise: The Future of Southeast Asia’s Digital Financial Services yang diterima Kompas.com, Rabu (30/10/2019).

Diprediksi, pada tahun 2025 sistem pembayaran dan peneriman digital bakal mencapai puncaknya. Sementara layanan lain seperti kredit, investasi dan asuransi masih berkembang.

Namun, masing-masing dari ketiga layanan keuangan tersebut bakal tumbuh lebih dari 20 persen setiap tahun hingga 2025.

Baca juga : Menkominfo: 2030, Indonesia Akan Kekurangan 9 Juta Talenta Digital

Layanan penyaluran pinjaman secara digital bakal menjadi sumber pendapatan terbesar, karena beragamnya inovasi dalam penyaluran pinjaman baik untuk konsumer ataupun kredit UMKM.

"Ekonomi internet di kawasan Asia Tenggara tumbuh dengan laju yang begitu cepat dan akan mencapai 300 miliar dollar AS pada 2025. Di samping e-commerce dan layanan transportasi on demand, layanan pembayaran digital juga tengah tumbuh dan mencapai puncaknya. Layanan pembayaran digital kini telah muncul sebagai pintu untuk menuju inklusi keuangan digital yang lebih besar," ujar Managing Direktor Google untuk Asia Tenggara Stephanie Davis dalam laporan tersebut.

Meski perkembangan layanan keuangan digital di Asia Tenggara tumbuh begitu pesat, namun sebanyak 75 persen konsumen di kawasan tersebut belum memiliki rekening di bank (underbanked) dengan akses yang terbatas terhadap layanan keuangan.

Keberadaan layanan keuangan digital menawarkan aksesibilitas terhadap basis konsumen ini.

 

Besarnya potensi dari konsumen underbanked tersebut didukung dengan penetrasi smartphone yang begitu tinggi.

Meski demikian, laporan tersebut menilai layanan keuangan digital belum tentu jadi obat mujarab untuk menjangkau populasi dari 98 juta penduduk ASEAN yang underbanked tersebut.

Fintech dan platform teknologi lain hingga saat ini belum memberi dampak yang berarti terhadap segmen underbanked.

Pemerintah dan perusahaan telekomunikasi perlu memainkan peran kunci mempercepat pengembangan infrastruktur yang diperlukan untuk melayani segmen ini secara efisien, dan menggabungkan akses mereka dengan produk yang kuat dan kemampuan penjaminan dari mitra.

Baca juga : Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital RI Bikin Iri

"Perlu mengantisipasi peningkatan, khususnya di pasar yang tumbuh cepat seperti Indonesia dan Vietnam. Perusahaan yang muncul sebagai pemimpin adalah mereka yang menjadikan diri mereka penjaga gerbang bagi konsumen dan pedagang,” ujar partner sekaligus mitra sekaligs pimpinan layanan digital dari Bain & Company Aadarsh Baijal

“Agar potensi dari Asia Tenggara terealisasi secara penuh, harus ada peraturan yang mendukung, infrastruktur keuangan yang kuat dan peningkatan pendanaan di sektor-sektor yang tepat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com