Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2019, 11:07 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - The Japan Bank for International Cooperation (JBIC) berencana akan mendanai sejumlah sektor di Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, JBIC tertarik mendanai sejumlah proyek pertambangan di Indonesia.

"Terutama nikel yang memiliki potensi untuk menjadi produsen baterai elektrik di Indonesia seperti yang telah mereka lakukan investasi di berbagai negara. Seperti Filipina maupun di Jepang sendiri," ujarnya ditemui usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Senin (2/12/2019) malam.

Selain itu, JBIC juga melirik investasi pada sektor perumahan, khususnya yang terintegrasi dengan moda transportasi mass rapid transit (MRT) sehingga nanti bisa dikombinasikan program pembangunan di bidang perumahan dengan pembangunan agreeding dari kota-kota di Indonesia.

Baca juga: Disaksikan Jokowi, BPKM-Hyundai Teken Investasi Rp 21,8 triliun ke RI

Menurut Sri Mulyani,  JBIC tertarik dengan inisiatifnya Indonesia yang bisa menerima berbagai macam pendanaan agar investor dapat berinvestasi di Indonesia.

"Mereka melihat bahwa Indonesia sekarang dalam proses pembuatan infrastructure fund sehingga mereka menawarkan berbagai kolaborasi yang telah mereka lakukan dengan berbagai negara. Dengan membentuk funding seperti itu dan mereka tertarik berpartisipasi di dalam bentuk kepemilikan atau equity financing," kata Srimul.

Angka investasinya sendiri, dia belum dapat memastikan. Pasalnya, akan ada pertemuan kembali dengan JBIC pada 25 Januari 2020 mendatang.

"Seperti itu yang kita bahas nanti kita bahas lebih detil, follow up pada level teknisnya," ucapnya.

Baca juga: Menko Luhut Akhirnya Angkat Suara soal Tudingan Calo

Dalam kesempatan yang sama, Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, JBIC nantinya akan mendanai sejumlah proyek milik pemerintah melalui skema sovereign wealth fund atau dana abadi.

Hal ini sesuai pembahasan yang sebelumnya pernah dibicarakan pada 20 November 2019 lalu, di Tokyo, bersama dengan Presiden Joko Widodo saat itu.

"Kita tadi bertemu soal sovereign wealth fund. Tadi finalisasi dan saya rasa bagus. Dan kita berharap sovereign wealth fund ini formatnya juga sama dengan Emirat Arab," ujarnya.

Mengenai nilai investasi tersebut, Luhut masih belum bisa memperkirakan. Namun, dia kisarkan sebesar puluhan miliar dollar AS.

"Angkanya menurut saya sangat besar. Saya belum bisa ngomong biarlah mereka yang ngomong. Kalau mereka sudah bisa sovereign wealth fund kan 10 atau 20 miliar dollar AS itu kan dikali tiga," ucapnya.

Baca juga: Kalahkan Vietnam, Apa Saja Jurus Bahlil Lahadalia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Selama Nataru Bakal Ada Pembatasan Angkutan Barang, Catat Tanggalnya

Selama Nataru Bakal Ada Pembatasan Angkutan Barang, Catat Tanggalnya

Whats New
Daftar Lengkap UMP 2024 di Seluruh Provinsi Indonesia dan Kenaikannya

Daftar Lengkap UMP 2024 di Seluruh Provinsi Indonesia dan Kenaikannya

Whats New
Jasa Marga Prediksi Puncak Arus Mudik dan Balik Nataru 2023/2024 Akan Terjadi 2 Kali

Jasa Marga Prediksi Puncak Arus Mudik dan Balik Nataru 2023/2024 Akan Terjadi 2 Kali

Whats New
Pakai Generative AI, Layanan Amar Bank hingga Cinema 21 Makin Meningkat

Pakai Generative AI, Layanan Amar Bank hingga Cinema 21 Makin Meningkat

Whats New
Cara Klaim Kacamata BPJS Kesehatan

Cara Klaim Kacamata BPJS Kesehatan

Whats New
Ini 'Ramalan' Terbaru Ekonomi Indonesia dari OECD

Ini "Ramalan" Terbaru Ekonomi Indonesia dari OECD

Whats New
Terima Pendanaan dari Induk Usaha, BBN Airlines Tambah 40 Pesawat di Indonesia

Terima Pendanaan dari Induk Usaha, BBN Airlines Tambah 40 Pesawat di Indonesia

Whats New
Daftar Tarif Tol Trans Jawa untuk Kendaraan Golongan I

Daftar Tarif Tol Trans Jawa untuk Kendaraan Golongan I

Whats New
Kuota Solar Subsidi Diprediksi 'Jebol', Pemerintah Diminta Bijak Lakukan Penambahan

Kuota Solar Subsidi Diprediksi "Jebol", Pemerintah Diminta Bijak Lakukan Penambahan

Whats New
Akulaku Ajukan Rencana Action Plan, OJK: Kami Sedang Monitor Ketat

Akulaku Ajukan Rencana Action Plan, OJK: Kami Sedang Monitor Ketat

Whats New
Alasan Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Turun Per 1 Desember 2023

Alasan Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Turun Per 1 Desember 2023

Whats New
Rencana Penyehatan Tersendat, OJK Bakal Panggil Pengurus AJB Bumiputera

Rencana Penyehatan Tersendat, OJK Bakal Panggil Pengurus AJB Bumiputera

Whats New
OJK Sebut Masih Ada 7 Dapen BUMN dalam Pengawasan Khusus

OJK Sebut Masih Ada 7 Dapen BUMN dalam Pengawasan Khusus

Whats New
Lebih 'Hijau', PLTU Paiton Pakai Biomassa Serbuk Kayu dan Bertahap Kurangi Batu Bara

Lebih "Hijau", PLTU Paiton Pakai Biomassa Serbuk Kayu dan Bertahap Kurangi Batu Bara

Whats New
Astra Otoparts Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S1, Simak Persyaratannya

Astra Otoparts Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com