Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sri Mulyani tentang Kemenkeu 15 Tahun Silam yang Penuh Makelar

Kompas.com - 03/12/2019, 13:46 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam peringatan Hari Anti Korupsi mengisahkan sebuah pelayanan di Kementerian Keuangan pada 15 tahun silam yang begitu kental akan penerimaan "amplop" dari para makelar.

Banyak para lobbyist ditemukan di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan.

"Saya dulu pergi ke Priok dikasih tahu sama Pak Heru (Dirjen Bea Cukai), dulu gedungnya semua ruangan isinya bawa map, calo-calo. Duduk sampai ke tangga-tangga beleber. Anda bisa bayangkan calo itu tidak hanya bawa dokumen, di bawahnya ada amplopnya. Bagi siapa amplopnya paling tebal ya itu mapnya ditaruh paling atas," kata Srimul di Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Dia merasa bersyukur, bahwa lima tahun ini Kementerian Keuangan sudah mampu memangkas sogokan untuk para birokratnya.

Tapi, justru dia mencurigai penyogokan saat ini tidak berupa dalam bentuk uang fisik. Melainkan, melalui transfer rekening.

"Sekarang ini di Kementerian Keuangan, nggak ada orang yang membawa amplop. Jangan-jangan nggak perlu amplop lagi, pakai transfer. Ibu jangan naif gitu," ucapnya.

Baca juga : Kemenkeu Bekukan Aliran Dana Desa Tahap III ke Desa Fiktif

Dia mengakui, pada masa itu pertahanan untuk tidak menerima uang sogokan dari para makelar begitu lemah. "Dulu kita less of defense, karena menerima (uang makelar) itu bagian dari semangat penghidupan," ujarnya.

Begitu pula dengan Dirjen Anggaran Kemenkeu, kerap mendapatkan lobi dari para kementerian dan lembaga untuk mengurus Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (Dipa) agar segera selesai dan dananya cepatnya disalurkan.

"Pagelaran dalam 15 tahun lalu banyak makelar yang ingin mencairkan Dipanya untuk dipakai banyak sekali. Sekarang sudah hilang, itu bagus. Dirjen Anggaran juga ada kemajuan. Dulu itu semua satker atau dari KL datang berbondong-bondong di Gedung Dirjen Anggaran, hanya untuk mengurus keperluan Dipa," bebernya.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengingatkan kepada seluruh jajaran Kemenkeu agar tetap terus membenahi sistem agar tidak mudah tergoda sogokan dari makelar.

"Anda-anda yang berhadapan dengan kasus itu menurut saya sistem wajib membantu jangan sampai Anda menghadapi godaan yang Anda tidak sanggup untuk menghadapinya. Dan itu terus kita perbaiki. Bea cukai juga harus melakukan hal yang sama. Jadi teman-teman pajak dan bea cukai tolong dilihat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com