Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Libur Natal dan Tahun Baru, Angkutan Udara Sepi Peminat

Kompas.com - 09/12/2019, 19:51 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru, Kementerian Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana Banguningsih Pramesti menyebut, terjadi penurunan jumlah penumpang yang menggunakan transportasi udara.

Hal ini selain diakibatkan karena harga tiket pesawat yang mahal serta dukungan infrastruktur yang kini sudah semakin maju.

"Prakiraan kami berdasarkan asumsi dan tren, ada penurunan 8,4 persen, ini lebih kecil dibandingkan saat lebaran," kata Polana dalam jumpa pers di Gedung Karsa Kementerian Perhubungan Jakarta, Senin (9/12/2019).

Baca juga: Garuda Sebut Tak Ada Kenaikan Harga Tiket Saat Natal dan Tahun Baru

Data Kemenhub menunjukkan telah terjadi penurunan penumpang angkutan udara sejak tahun 2018. Untuk penerbangan domestik dan internasional tahun 2018 turun 10,2 persen di angka 5,7 juta penumpang dibanding tahun 2017 yakni 6,4 juta penumpang.

Sementara tahun ini penumpang pesawat untuk Natal dan Tahun Baru diproyeksikan turun 8,4 persen menjadi 5,2 juta penumpang.

Polana menyebutkan umumnya orang-orang lebih memilih menggunakan transportasi darat jika mudik bersama keluarga daripada menggunakan tranportasi udara.

Apalagi saat ini infrastruktur sudah mulai terbangun yang memghubungkan antar kota di pulau Jawa.

"Di Pulau Jawa terjadi perpindahan moda transportasi dari darat ke udara. Di Jawa kelihatannya 70 persen perjalanan menggunakan moda transportasi darat, karena infrastruktur sudah bagus," ujarnya.

Baca juga: Asyik! Tol Layang Jakarta-Cikampek Bisa Dilewati Jelang Natal dan Tahun Baru

Polana melanjutkan, penurunan ini tak hanya terjadi di Indonesia. Di luar negeri, tren penggunaan maskapai juga berkurang.

"Di dunia memang ada penurunan. Tapi di Indonesia lebih banyak," ungkapnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Sugihardjo menyebutkan, penurunan cukup tajam pada sektor penerbangan terjadi karena dua hal yakni harga tiket dan membaiknya insfrastruktur.

"Penurunan cukup tajam pada karena dua hal, selain masalah tiket juga karena membaiknya infrastruktur. Penggunaan bus dan kereta api," jelasnya.

Untuk kapasitas tempat duduk, maskapai dengan jadwal penerbangan domestik dan internasional rata-rata menambah ketersediaan tempat duduk sebesar 2 persen.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kendaraan Jelang Natal, Menhub Tingkatkan Koordinasi

Pada H-6 sampai H+5 Natal diprediksikan kebutuhan kursi 5,2 juta kursi, sementara kapasitas yang tersedia 8,9 juta kursi. Dengan penambahan 2 persen maka total kursi yang tersedia adalah 9,1 juta kursi.

Hingga hari ini total tiket terjual periode 19 Desember 2019 sampai 6 Januari 2020 sebesar 968.000 tempat duduk atau telah terisi 17,58 persen dari ketersediaan tempat duduk.

Sejauh ini maskapai yang mendominasi pembelian tiket terbanyak adalah Air Asia sebanyak 289.000 dan Lion Air sebanyak 241.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com