Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Minyak Sawit Indonesia Kena Tarif, Luhut: Enggak Masalah!

Kompas.com - 13/12/2019, 07:34 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya larangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ke Uni Eropa tidak membuat Indonesia khawatir.

Meski Uni Eropa berencana akan mengenakan tarif ekspor terhadap minyak sawit mentah lndonesia sebesar 400 juta dollar AS.

Pasalnya, minyak sawit ini akan diolah sendiri dalam bentuk biodiesel. Indonesia telah menerapkan bahan bakar biodiesel 20 (B20) sejak 1 Desember 2018. Ditambah lagi, B30 akan diterapkan pada Desember tahun ini.

"Enggak ada masalah, cuma 400 juta dollar AS. Nanti kalau kita B20, B30, B40 kita mungkin nggak perlu lagi ekspor ke sana," kata Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, di Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Baca juga: Dubes Uni Eropa Sebut Tak Ada Larangan Impor Minyak Sawit RI

Bahkan, bila CPO tetap dilakukan ekspor maka tidak mencukupi kebutuhan biodiesel dalam negeri. Oleh sebab itu, dibutuhkan rencana pengembangan CPO.

"Malah mungkin, jumlah sawit kita enggak cukup lagi untuk itu (pengolahan biodiesel). Jadi, mesti kita replanting program, nanti bisa produksi sawitnya naik," ujarnya.

Uni Eropa akan menghentikan pemakaian minyak sawit sebagai bahan bakar hayati pada 2030 mendatang. Awalnya, keputusan ini dinilai diskriminatif oleh Indonesia hingga akhirnya pemerintah melayangkan surat protes ke Uni Eropa.

Namun, Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan, untuk menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) bisa melalui upaya mengolah hasil sawit, yaitu minyak sawit mentah menjadi biodiesel di dalam negeri.
Baca juga: Kelapa Sawit Sumbang Inflasi IHPB November 2019

Nilai defisit transaksi berjalan per kuartal III 2019 turun menjadi 7,7 miliar dollar AS, atau 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka itu lebih rendah daripada defisit per triwulan sebelumnya, yaitu 8,2 miliar dollar AS (2,9 persen) dari PDB.

Menurut catatan Bank Indonesia (BI), penyebab utama defisit menyempit karena adanya peningkatan surplus neraca perdagangan barang. Dibarengi defisit neraca dagang migas yang menurun dan surplus neraca dagang nonmigas yang stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com