BEI hanya dipenuhi oleh perusahaan dengan emisi kecil, ditambah lagi empat perusahaan sudah masuk saham gocap. Teguh melihat, hanya beberapa perusahaan yang memiliki fundamental bagus, perusahaan tersebut biasanya bergerak di bidang barang konsumer seperti PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF).
Untuk menghindari kondisi seperti ini, Teguh menyarankan investor untuk tetap menganalisa laporan keuangan dan melihat pergerakan sektor perusahaan. Selain itu, investor perlu waspada apabila harga saham yang baru saja IPO bisa naik berkali lipat.
"Itu hati-hati sebenarnya cuma digoreng saja. Dan saham yang sekarang jeblok, juga naik terbang dulu lalu turun sampai gocap," ujar dia.
Baca juga: Cara Membeli Saham Tepat Waktu
Sependapat dengan Teguh, Head of Capital Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga melihat adanya relaksasi yang dibuat oleh BEI sehingga banyak emiten yang tidak memiliki fundamental bagus tapi tetap bisa melantai. Hal ini menjadi salah satu pendorong saham yang baru saja melantai menjadi masuk dalam kategori saham gocap.
“Investor memang harus betul-betul menganalisa sendiri, harus paham dulu perusahaannya,” ujar Wawan menanggapi fenomena BEI yang cenderung mengejar kuantitas.
Namun, Wawan juga menekankan pada profil investor. Apabila investor senang berspekulasi untuk jangka pendek, investor bisa memanfaatkan karakteristik saham IPO yang harganya berpeluang terbang sebelum akhirnya turun. Dia menyebut perilaku investor dengan karakter ini sebagai seni trading. “Beberapa investor malah suka. Sepanjang tidak melanggar aturan dan tahu risiko masing-masing ya sudah,” ujar dia.
Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menyarankan investor untuk kembali pada analisa fundamental tiap emiten, baik yang baru saja melantai ataupun yang sudah lama. "Perhatikan profil perusahaan, laporan keuangan secara fundamental dan produknya, itu saja," jelas Nico. (Benedicta Prima)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Banyak saham baru mentok Rp 50 gara-gara otoritas kejar setoran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.